TEORI BINGUNG ALAM SEMESTA

“Alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan. Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan,” begitu ditulis filosof materialis George Politzer, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie.”

Hanya gara-gara fanatik pada keyakinannya bahwa “Tuhan tidak ada” para ilmuwan seperti Politzer ngotot mempertahankan pendapat, bahwa alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan. Melainkan ada begitu saja, dengan sendirinya.

Para penganut materalisme ini meyakini model “alam semesta tak hingga” sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Menurut mereka alam semesta adalah sesuatu yang diam, luas tak terbatas, tak berkembang, dan kekal, dari dulu sampai nanti.

Inilah gagasan yang berkembang di abad ke-19. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini otomatis menolak keberadaan Sang Pencipta (Al-Khaliq) dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem berpikir yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad ke-19. Sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme Dialektika Karl Marx.

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad ke-19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Lucunya, berbagai penemuan sains dan teknologi yang berkembang di abad ke-20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.

Astronomi Mengatakan: Alam Semesta Diciptakan
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi.

Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.

Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.

Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.

Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad ke-20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai ‘kesalahan terbesar dalam karirnya’.

Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa ‘titik tunggal’ ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki ‘volume nol‘, dan ‘kepadatan tak hingga‘. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.

Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘.

Sebenarnya, ‘sebuah titik tak bervolume‘ berarti ‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad ke-20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi.” (Al-An’aam: 101)

Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

Big Bang, Fakta Menjijikkan Bagi Kaum Materialis
Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah ‘diciptakan dari ketiadaan‘, dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga.

Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: “Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya”.
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad ke-20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut Steady-state yang mirip dengan teori ‘alam semesta tetap‘ di abad ke-19.

Teori Steady-state menyatakan, alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan, setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.

Bukti yang ‘seharusnya ada‘ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis‘, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer [COBE] ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3)

Ledakan yang Membentuk Kesempurnaan
Segala bukti meyakinkan di atas telah menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat dari ketiadaan.

Dennis Sciama, yang selama bertahun-tahun bersama Sir Fred Hoyle mempertahankan teori Steady-state, yang berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama menyatakan bahwa ia mempertahankan teori Steady-state bukan karena ia menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar.

Sciama selanjutnya mengatakan, ketika bukti mulai bertambah, ia harus mengakui bahwa permainan telah usai dan teori Steady-state harus ditolak. Prof George Abel dari Universitas California juga menerima kemenangan akhir Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui bahwa ia tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang.

Dengan kemenangan Big Bang, mitos ‘materi kekal’ yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi ‘ada’ dengan ledakan raksasa ini saat alam tersebut ‘tidak ada’?

Meminjam istilah Arthur Eddington, pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang ‘secara filosofis menjijikkan’ bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta, alias The Creator, alias Al-Khaliq.

Filosof ateis terkenal Antony Flew berkata tentang hal ini: “Sayangnya, pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Ateis Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab, tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta memiliki permulaan.”

Banyak ilmuwan yang tidak secara buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya.
Ahli astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: “Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta.”

Begitulah, materi dan waktu diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi.

Sebenarnya, Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana, sistematis dan teratur.

Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian disebut ’hukum fisika’, yang seragam di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak berubah.

Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu, hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.

Namun, yang namanya ledakan tidak mungkin memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Mulai dari ledakan gunung berapi sampai ledakan kompor di dapur, semua bersifat merusak.
Karenanya, jika kita diberitahu tentang kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat menyimpulkan bahwa ada campur tangan ‘cerdas’ di balik ledakan ini, dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali.

Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: “Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi, sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan -yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi.”

Tidak ada keraguan, jika suatu tatanan sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa terdapat campur tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.

Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan ‘alam semesta yang dapat dihuni’. Persyaratan bagi pembentukan suatu planet layak huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan.

Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor fisika teori terkemuka, meyakini bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan.

Davis berkata: “Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat. “

Fisikawan terkenal, Prof Stephen Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat kita bayangkan.

Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata: “Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekarang.”

Paul Davis juga menjelaskan akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya ini: “Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi keberadaan desain alam semesta.”

Berkenaan dengan kenyataan yang sama ini, profesor astronomi Amerika, George Greenstein menulis dalam bukunya The Symbiotic Universe: “Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada, pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural pasti terlibat.”
Singkatnya, saat meneliti sistem yang luar biasa mengagumkan di alam semesta, akan kita pahami bahwa keberadaan dan cara kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat sensitif dan tatanan yang terlalu kompleks untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan.

Sebagaimana dimaklumi, tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan besar. Pembentukan tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah satu bukti nyata adanya penciptaan supernatural.

Rancangan dan tatanan tanpa tara di alam semesta ini tentulah membuktikan keberadaan Pencipta, beserta Ilmu, Keagungan dan Hikmah-Nya yang tak terbatas, Yang telah menciptakan materi dari ketiadaan dan Yang berkuasa mengaturnya tanpa henti.

lebih lengkap di sini

Hukum II Thermodinamika menggugurkan Teori Evolusi

Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai, dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.

Kita semua mengamati hal ini. Sebagai contoh, jika Anda meninggalkan sebuah mobil di padang pasir, Anda tidak akan menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan mesinnya rusak. Proses yang sama tak terhindarkan berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat.
Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan fisika.

Hukum fisika yang terkenal ini disebut juga “Hukum Entropi”. Entropi adalah selang ketidakteraturan yang terjadi dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika sistem itu bergerak dari keadaan teratur, terorganisir, dan terencana menuju keadaan yang lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur suatu sistem, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak terorganisir.

Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara eksperimen maupun teoretis. Para ilmuwan terpenting di masa kita menyetujui fakta bahwa Hukum Entropi akan menjadi paradigma yang mendominir hingga periode sejarah mendatang. Albert Einstein, ilmuwan terbesar di masa kita ini mengakuinya sebagai “hukum utama dari semua sains”. Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai “hukum metafisika tertinggi di seluruh jagat”.

Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan hukum fisika yang mendasar dan memiliki kebenaran universal ini. Mekanisme yang diajukan evolusi benar-benar bertentangan dengan hukum ini. Teori evolusi menyatakan bahwa atom-atom dan molekul-molekul yang tidak hidup, tidak teratur dan tersebar, sejalan dengan waktu menyatu secara spontan dalam urutan dan perencanaan tertentu membentuk molekul-molekul yang luar biasa kompleks seperti protein, DNA dan RNA. Kemudian mereka lambat laun menghasilkan jutaan spesies makhluk hidup yang berbeda, bahkan dengan struktur yang lebih kompleks lagi. Menurut teori evolusi, proses yang diperkirakan ini – yang menghasilkan struktur yang lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir – terbentuk dengan sendirinya pada tiap tahapan dalam kondisi alamiah. Hukum Entropi menegaskan bahwa apa yang disebut proses alamiah ini jelas bertentangan dengan hukum-hukum fisika.

Ilmuwan evolusionis juga menyadari fakta ini. J. H. Rush menyatakan:

Dalam perjalanan evolusinya yang kompleks, kehidupan menunjukkan perbedaan yang sangat besar dibandingkan kecenderungan yang dinyatakan Hukum II Termodinamika. Sementara Hukum II menyatakan pergerakan irreversibel ke arah entropi yang lebih tinggi dan tak teratur, kehidupan terus berevolusi ke tingkat keteraturan yang lebih tinggi.

Dalam sebuah artikel di majalah Science, ilmuwan evolusionis, Roger Lewin, menyatakan kebuntuan evolusi secara termodinamika:
Satu masalah yang dihadapi para ahli biologi adalah pertentangan nyata oleh evolusi terhadap Hukum II Termodinamika. Semua sistem seharusnya rusak sejalan dengan waktu, semakin tidak teratur, bukan sebaliknya.

Ilmuwan evolusionis lainnya, George Stravropoulos, menyatakan kemustahilan termodinamis dari pembentukan kehidupan secara spontan dan ketidaklayakan penjelasan adanya mekanisme-mekanisme makhluk hidup yang kompleks melalui hukum-hukum alam. Ini dinyatakannya dalam majalah evolusionis terkenal, American Scientist:

Namun sesuai dengan Hukum Termodinamika II, dalam kondisi biasa tidak ada molekul organik kompleks dapat terbentuk secara spontan, tetapi sebaliknya akan hancur. Memang, semakin kompleks sebuah molekul, semakin tidak stabil keadaannya dan semakin pasti kehancurannya, cepat atau lambat. Kendatipun melalui pembahasaan yang membingungkan atau sengaja dibuat membingungkan, fotosintesis dan semua proses kehidupan, serta kehidupan itu sendiri, tidak dapat dipahami berdasarkan ilmu termodinamika ataupun ilmu pasti lainnya.

Jeda Tebang dan Konversi Hutan - Keluar dari bencana ekologis

Rully Syumanda

Memasuki tahun 2007, Jeda Tebang menjadi kebijakan yang paling sering diperbincangkan disektor kehutanan di Indonesia. Berbagai pihak, termasuk sejumlah punggawa kunci dalam Pemerintah Indonesia juga menyebutkan jeda tebang adalah cara terbaik untuk keluar dari berbagai bencana dan dampak negatif dari ekstraktif industri di sektor kehutanan. .

Secara definisi Jeda Tebang adalah berhenti sejenak dari aktivitas penebangan dan konversi hutan. Tujuannya adalah untuk mengambil jarak dari masalah agar didapat jalan keluar yang bersifat jangka panjang dan permanen.

Jeda Tebang dilaksanakan selama paling sedikit 15 tahun. Sebelum berakhir, dilakukan evaluasi untuk meninjau kembali keputusan tersebut. Masa limabelas tahun dianggap cukup untuk:

  1. memberikan kesempatan kepada hutan untuk melakukan regenerasi
  2. memperbaiki tata kelola dan kebijakan disektor kehutanan yang tumpang tindih
  3. mempersiapkan Protocol Resolusi Konflik sebagai sebuah acuan dalam penyelesaian konflik-konflik dengan masyarakat
  4. mempersiapkan Standard Pelayanan Ekologi sebagai acuan dalam melakukan assesment terhadap berbagai perizinan perkebunan dan kehutanan baik yang baru maupun yang lama
  5. mempersiapkan konseptual Sistem Hutan Kerakyatan, sebagai sebuah kebijakan untuk lebih mengakomodir dan mengakui hak kelola rakyat terhadap sumberdaya hutan.
Mengapa Harus Jeda Tebang
Jeda Tebang adalah pilihan yang paling masuk akal. Setiap tahunnya kita kehilangan hutan lebih dari dua juta hektar . Melihat pada cadangan Hutan Produksi di Indonesia seluas 41,25 juta ha , melihat pasokan bahan baku kayu dari hutan tanaman industri hanya sanggup memenuhi separuh dari kebutuhan industri pulp, dan melihat bahwa biofuel akan memicu percepatan pelepasan kawasan untuk perkebunan kelapa sawit, diperkirakan bahwa pada tahun 2012 hutan alam dataran rendah di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi musnah. Pada tahun 2022, seluruh hutan alam dataran rendah Indonesia musnah.

Berbagai inisiatif untuk memperbaiki sektor kehutanan seperti FLEGT tidak akan mampu menekan laju kerusakan karena hanya mengatur tentang penegakan hukum, tata kelola dan perdagangan kayu. FLEGT tidak menyentuh akar masalah di sektor kehutanan yaitu pengakuan terhadap hak-hak masyarakat, korupsi dan besarnya kesenjangan antara supply dan demand di industri kehutanan. Disamping itu, FLEGT juga tidak menyentuh akar masalah yang memicu percepatan deforestasi Indonesia yaitu pola konsumsi. Sertifikasi juga tidak akan mampu menyelesaikan masalah sepanjang bersifat voluntary. Sertifikasi memberikan ilusi seolah ada pengelolaan hutan yang lestari. Sama seperti FLEGT, sertifikasi mengalihkan persoalan fundamental kehutanan.

Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut diatas muncul justru dari kenyataan yang ada pada industri kehutanan itu sendiri. Laju tebangan illegal pada tahun 2006 telah mencapai lebih dari 19,051 juta meter kubik dengan kerugian Rp. 22,862 trilyun rupiah . Angka ini sedikit kecil bila dibandingkan dengan devisa yang diperoleh dari eksport kehutanan minus pulp yang mencapai Rp. 29,536 triliun . Namun dengan kerugian banjir dan longsor senilai Rp. 8,158 triliun, angka kerugian bertambah menjadi 31,020 triliun rupiah . Ringkasnya, setiap tahunnya industri kehutanan berkontribusi terhadap defisit devisa negara sebesar Rp. 1,484 triliun rupiah. Belum termasuk kerugian yang muncul dari penyelundupan kayu, biaya konflik dan nilai ekologi sumberdaya hutan.

Penyelesaian atas masalah disektor kehutanan tentu tidak akan mudah. Operasi illegal logging hanya mampu menyentuh kurang dari 8,7 persen kayu yang ditebang secara illegal setiap tahunnya. Revitalisasi dan restrukturisasi industri di tingkat nasional juga berjalan saling berseberangan dengan peningkatan kapasitas industri. Pada saat audit dilakukan pemerintah justru meningkatkan kapasitas produksi pulp di Sumatera dan berencana untuk membangun satu industri pulp di Kalimantan dan satu di Papua.

Ringkasnya, ada banyak kepentingan yang saling berseberangan disektor kehutanan. Satu sisi, ada masalah bencana dan konflik yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dan disisi lain ada dorongan untuk melakukan ekstraksi terus menerus untuk memenuhi cadangan devisa dan pembayaran hutang bagi industri yang tertanggung di BPPN. Kordinasi pusat dan daerah juga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mengakibatkan informasi dan perkembangan industri di tingkat kabupaten tidak diketahui oleh pemerintah pusat. Membuat perencanaan pembangunan kehutanan Indonesia didasarkan pada asumsi-asumsi. Membuat solusi terhadap pembangunan disektor kehutanan tidak menyentuh tiga masalah mendasar: tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat, korupsi dan besarnya kesenjangan antara pasokan dan permintaan di industri kayu.

Pilihan Jeda Tebang diambil dikarenakan ada banyak kepentingan yang membuat solusi terhadap masalah menjadi sulit didapatkan. Dengan jeda, seluruh kepentingan bisa dipinggirkan terlebih dahulu untuk kemudian permasalahan didalam tata kelola dan kebijakan yang tumpang tindih bisa diperbaiki. Demikian halnya dengan penyelesaian konflik, peraturan perizinan dan sistem kelola hutan rakyat bisa dilihat secara lebih jernih.

Keuntungan Jeda Tebang
Moratorium akan memberikan keuntungan ganda dalam perbaikan pengelolaan sumberdaya hutan dan industri perkayuan yang berkelanjutan, seperti antara lain:
  • Memberikan ruang politik dan ekologi kepada hutan alam untuk ‘bernafas’ dan menahan berlanjutnya kehancuran hutan tropis di Indonesia;
  • Memberikan kesempatan terbaik untuk memonitor pelaksanaan lacak balak (timber-tracking) dan audit kayu bulat;
  • Memberikan kesempatan untuk menata industri kehutanan dan hak-hak tenurial (penguasaan) sumber daya hutan;
  • Mengkoreksi distorsi pasar kayu domestik dengan membuka keran impor seluas-luasnya;
  • Lewat mekanisme pasar, melakukan restrukturisasi dan rasionalisasi industri olah kayu dan mengkoreksi over kapasitas industri: hanya industri yang melakukan bisnis dengan benar dan bersaing yang dapat melanjutkan bisnisnya dan yang mengandalkan suplai kayu haram dengan sendirinya tidak akan mampu bersaing;
  • Lewat mekanisme pasar, memaksa industri olah kayu meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku; dan
  • Lewat mekanisme pasar, mendorong industri pulp untuk secara serius membangun hutan-hutan tanamannya.

Kerugian bila Jeda Tebang tidak dilaksanakan
Indonesia akan mengalami kerugian besar pada masa yang akan datang apabila tidak memberlakukan moratorium saat ini, seperti sebagai berikut:
  • Pemerintah tidak dapat memonitor kegiatan penebangan haram secara efektif;
  • Distorsi pasar tidak dapat diperbaiki dan pemborosan kayu bulat akan terus terjadi;
  • Tidak ada paksaan untuk industri untuk meningkatkan efisiensi pemakaian bahan baku
  • Industri akan menunda-nunda pembangunan hutan-hutan tanaman dan semakin menghancurkan hutan alam;
  • Defisit kehutanan akan terus bertambah;
  • Hutan dataran rendah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi akan habis pada 2012 dan hutan dataran rendah Papua akan habis pada 2022;
  • Indonesia akan kehilangan basis industri diluar pulp yang menghasilkan devisa sebesar US$ 4 milyar dan bila sumberdaya hutan habis, dan ratusan ribu pekerja kehilangan pekerjaannya dalam masa 7 tahun mendatang;


Tahapan Jeda Tebang dan Implementasi Reformasi Kehutanan

Jeda Tebang hanyalah proses, bukan tujuan akhir. Jeda Tebang menawarkan kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan seluruh rencana reformasi dan pelaksanaan komitmen pemerintah di sektor kehutanan. Jeda Tebang juga menjadi langkah awal bagi pelaksanaan seluruh reformasi tersebut. Langkah-langkah Jeda Tebang dapat dilakukan selama satu tahun dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahap I: Penghentian Pengeluaran Ijin-Ijin Baru

  1. Pemerintah menghentikan pemberian atau perpanjangan ijin-ijin baru HPH, IPK dan perkebunandiatas hutan alam.
  2. Pemerintah mengeluarkan Perpres yang mengatur penggunaan kayu-kayu sitaan hasil dari praktek penebangan liar agar dapat langsung dikelola oleh pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kebijakan impor bagi industri olah kayu.
  3. Menyusun strategi pemenuhan kebutuhan kayu masyarakat untuk kedepannya
  4. Melakukan audit terhadap berbagai perizinan dan penilaiannya dilaksanakan melalui due diligence secara independen oleh pihak ketiga. Hasil audit kemudian digunakan untuk menghentikan ijin HPH dan IPK yang bermasalah, terutama yang melakukan penebangan diluar batas yang ditentukan dan izin yang dikeluarkan tanpa mengikuti peraturan penrundangan yang berlaku, Penegakan hukum kemudian dilakukan bagi konsesi-konsesi yang bermasalah.

Tahap II: Penyelamatan hutan-hutan yang paling terancam

Dalam waktu 8 bulan setelah Tahap I, pemerintah kemudian:
  1. Mengeluarkan Perpres yang menghentikan seluruh penebangan kayu di hutan alam.
  2. Melakukan persiapan untuk inventarisir wilayah hutan dengan melakukan zonasi ulang mengacu pada TGHK 94
  3. Melakukan persiapan untuk merekalkulasi dan memprediksi kebutuhan kayu masyarakat untuk lima belas tahun kedepan.
  4. Mendorong munculnya gerakan penghematan kayu di tinagkat masyarakat
  5. Mendorong revitalisasi system adat dalam pengelolaan sumberdaya alam hutan
  6. Melakukan persiapan untuk mendistribusikan lahan-lahan kritis yang terletak di hutan dataran rendah kepada masyarakat termasuk konsesi-konsesi perkebunan yang tidak ditanami untuk kemudian melakukan pembangunan Hutan Tanaman Rakyat.

Tahap III: Penghentian sementara seluruh penebangan hutan dan penyelesaian masalah-masalah sosial

Dalam waktu 4 bulan setelah Tahap II, Pemerintah kemudian:
  1. Melakukan jeda tebang di hutan alam dengan menghentikan seluruh kegiatan penebangan kayu selama 15 tahun. Pada masa ini, penebangan kayu hanya diijinkan di atas hutan tanaman yang berasal dari penanaman sendiri atau hutan yang dikelola berbasiskan masyarakat lokal yang untuk ini diatur melalui peraturan tersendiri dan dilakukan pengawasan ketat.
  2. Menyusun kebijakan untuk memberikan insentif bagi pembangunan industri hilir komoditi unggulan yang tujuannya untuk menyerap tenaga kerja dari sektor perkebunan sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi.

Selama masa lima belas tahun, pemerintah mempersiapkan kebijakan yang mengatur tentang Protocol Resolusi Konflik sebagai panduan kedepannya untuk menyelesaikan konflik-konflik disektor kehutanan, Standar Pelayanan Ekologi sebagai guidelines dalam mengeluarkan kebijakan penguasahaan dibidang kehutanan dan perkebunan, menyusun kebijakan pengelolaan hutan yang berbasiskan pada masyarakat dan lalu lintas perdagangan kayu.

Selama moratorium dijalankan, industri-industri kayu dapat tetap jalan dengan cara mengimpor bahan baku kayu dari luar negeri. Dengan melanjutkan penggunaan bahan baku kayu dari dalam negeri sendiri, pada dasarnya kita sama saja dengan melakukan bunuh diri. Untuk memudahkan pengawasan tersebut, maka jenis kayu yang diimpor haruslah berbeda dengan jenis kayu yang ada di Indonesia.

Sebagian besar bahan baku kertas anda adalah curian

rully syumanda

Industri pulp dan kertas, termasuk salah satu sektor yang pertumbuhannya pesat. Pada 1987, total kapasitas produksi industri kertas tercatat baru sebesar 980.000 ton. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya 1997, kapasitas produksinya telah melesat menjadi sebesar 7.232.800 ton.


Jika memperhitungkan rencana perluasan dan investasi baru pada 1998-2005, maka kapasitas produksi industr
i kertas sampai dengan akhir tahun 2005 dapat bertambah menjadi 13.696.170 ton.

Demikian juga halnya dengan industri pulp. Bila tahun 1987, kapasitas produksi industri pulp baru mencapai 515.000 ton, pada 1997, kapasitasnya telah meningkat menjadi 3.905.600 ton. Ditambahkan Togu, penambahan kapasitas produksi oleh industri pulp yang sudah ada dan adanya rencana investasi baru, periode tahun 2000 - 2005 akan menambah kapasitas produksi industri pulp pada akhir 2005 menjadi total 12.745.600 ton.

Dijelaskan, seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi, ekspor pulp dan kertas Indonesia terus meningkat. Jika sebelumnya Indonesia selalu menjadi net importir pulp, maka sejak tahun 1995, Indonesia berbalik menjadi net eksportir pulp.

Selanjutnya di http://rullysyumanda.wordpress.com/2007/06/24/sebagian-besar-bahan-baku-kertas-anda-adalah-curian/

Potret Hutan Indonesia

Rully Syumanda

Dilihat dari sudut manapun, pembicaraan tentang hutan alam Indonesia selalu menarik. Meski pernah tercatat sebagai negara yang memiliki areal hutan terluas ketiga di dunia (setelah Brasil dan Kongo), Indonesia kini juga tercatat sebagai negara dengan laju deforestasi tertinggi didunia. Pembalakan liar, legal dan illegal konversi yang beraroma korupsi menjadi biang dari semuanya.

Sampai dengan tahun 2005, pemerintah mengklaim Indonesia memiliki kawasan hutan seluas 126,8 juta hektar dengan fungsi konservasi (23,2 juta ha), kawasan lindung (32,4 juta ha), hutan produksi terbatas (21,6 juta ha), hutan produksi (35,6 juta ha), dan hutan produksi konversi (14,0 juta ha)


Meskipun hanya memiliki luasan 1,3% dari seluruh daratan dunia, namun kekayaan didalamnya meliputi 38.000 jenis tumbuhan (10% dari flora dunia yang ada di dunia berada di Indonesia), ditambah 515 jenis mamalia (12% dari mamalia dunia), reptilia 511 jenis (7,3% dari reptilia dunia), burung 1.531 jenis (17% jenis burung dunia), amphibi 270 jenis, binatang tak bertulang belakang 2.827 jenis (IBSAP, 2003). Sejumlah species langka juga ada didalamnya seperti orangutan, harimau, badak dan gajah asia yang sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara kedua terkaya dengan kehidupan alam liarnya (wildlife).

Selanjut di http://rullysyumanda.wordpress.com/2007/07/11/potret-hutan-indonesia/



Potret Hutan Indonesia

Dilihat dari sudut manapun, pembicaraan tentang hutan alam Indonesia selalu menarik. Meski pernah tercatat sebagai negara yang memiliki areal hutan terluas ketiga di dunia (setelah Brasil dan Kongo), Indonesia kini juga tercatat sebagai negara dengan laju deforestasi tertinggi didunia. Pembalakan liar, legal dan illegal konversi yang beraroma korupsi menjadi biang dari semuanya.

Sampai dengan tahun 2005, pemerintah mengklaim Indonesia memiliki kawasan hutan seluas 126,8 juta hektar dengan fungsi konservasi (23,2 juta ha), kawasan lindung (32,4 juta ha), hutan produksi terbatas (21,6 juta ha), hutan produksi (35,6 juta ha), dan hutan produksi konversi (14,0 juta ha)


Meskipun hanya memiliki luasan 1,3% dari seluruh daratan dunia, namun kekayaan didalamnya meliputi 38.000 jenis tumbuhan (10% dari flora dunia yang ada di dunia berada di Indonesia), ditambah 515 jenis mamalia (12% dari mamalia dunia), reptilia 511 jenis (7,3% dari reptilia dunia), burung 1.531 jenis (17% jenis burung dunia), amphibi 270 jenis, binatang tak bertulang belakang 2.827 jenis (IBSAP, 2003). Sejumlah species langka juga ada didalamnya seperti orangutan, harimau, badak dan gajah asia yang sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara kedua terkaya dengan kehidupan alam liarnya (wildlife).

Selanjut di http://rullysyumanda.wordpress.com/2007/07/11/potret-hutan-indonesia/



KISS - Keep It Simple Stupid

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini :

1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.

Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kot ak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membe li sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan- keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan pensil!.

3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve.

Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, “Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu”. Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan “menunggu” dan merasa “tidak menunggu lift”.

tahukah anda bagaimana sumpit dibuat

  1. Dipotong dari pohon bambu
  2. Diproduksi oleh industri rumah tangga (contoh gambar dari Vietnam Tengah)
  3. Di “putihkan” dengan menggunakan sulfur dan hidrogen peroxida (tanpa disinfektan)
  4. Proses pengeringan seadanya
  5. Di kemas seadanya juga untuk di export ke luar negeri
  6. Pengiriman ke luar negeri menggunakan kapal laut (terlalu mahal jika menggunakan pesawat) Dibutuhkan waktu yang cukup lama, contohnya 1 bulan dari Vietnam ke Taiwan . Sementara itu, sumpit yang dikemas dengan seadanya akan sangat besar sekali kemungkinan untuk terkontaminasi oleh kotoran/sarang tikus dan kecoa.
  7. Proses pengemasan (tanpa disinfektan) Contoh kasus, untuk setiap penerimaan kargo sumpit di taiwan , akan langsung di distribusikan ke insdustri rumahan yang akan mengerjakan pengemasannya, dan tanpa proses disinfektan (sterilisasi) akan langsung dikirim ke restoran-restoran sebagai titik akhir distribusi.
  8. Dan langsung masuk ke mulut Anda
  9. Tahukan Anda, ada ribuan bahkan jutaan monyet yang menetap di dalam sumpit ?
  10. Sudah kelihatan belum monyet-monyet tersebut ?
  11. Inilah wajah monyet-monyet tersebut. Semua sisa cairan (pemutih, sulfur, hidrogen peroxida, kotoran tikus, kotoran kecoa, telor kecoa, telor ulat dsb) akan terus menetap dilubang-lubang kecil tersebut sampai Anda menggunakannya. Pernahkan Anda mendengar kasus keluarnya ulat dari sumpit saat digunakan di mangkok kuah yang panas ?

Sebuah percobaan yang dilakukan oleh pelajar sekolah dasar :

  1. Rendamlah sumpit bambu ini ke dalam air selama 1 minggu, airnya akan menjadi BAU.
  2. Kacang polong yang ditanam dengan air rendaman ini akan tumbuh lebih lambat, dan berhenti tumbuh ketika mencapai 5-6 cm dan kemudian mati.
  3. Asap pembakaran dari sumpit ini akan bersifat asam.

Cara terbaik adalah bawahlah sumpit Anda sendiri.

Sebuah pohon yang berusia 20 tahun bisa menghasilkan sumpit sebanyak 3000 sampai 4000 pasang.
Taiwan menggunakan sumpit sebanyak 100 triliun pasang setiap tahun, artinya 29 juta pohon hilang setiap tahunnya .

Kode babi pada makanan berkemas

Assalamu’alaikum

Oleh Dr.M. Anjad Khan

Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib, bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya, mencatat semua merk barang, makanan & obat-obatan

Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-bahan produk tesebut harus terlebih dulu mendapat ijin dari BPOM Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di bagian QC. Tak heran jika ia mengetahui berbagai macam bahan makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah, namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam bentuk matematis seperti E-904, E-141.

Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis, dia penasaran lalu menanyakan kode matematis tersebut kepada orang Prancis yang berwenang dalam bidang itu. Orang Prancis menjawab, Kerjakan saja tugasmu, dan jangan banyak tanya …!

Jawaban itu, semakin menimbulkan kecurigaan Sahib, lalu ia pun mulai mencari tahu kode matematis dalam dokumen yang ada. Ternyata, apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslimin dunia. Hampir di seluruh negara bagian barat, termasuk Eropa pilihan utama untuk daging adalah daging babi. Peternakan babi sangat banyak terdapat di negara- negara tersebut. Di Perancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000 unit.

Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hwan lainnya. Namun, orang Eropa & Amerika berusaha menghindari lemak-lemak itu. Yang menjadi pertanyaan dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ? Babi-babi dipotong di rumah jagal yang diawasi BPOM, tapi yang bikin pusing POM adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi.

Dahulu sekitar 60 tahun lalu, lemak-lemak babi itu dibakar. Kini mereka pun berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal uji cobanya, mereka membuat sabun dengan bahan lemak babi, dan ternyata berhasil.

Lemak-lemak itu diproses secara kimiawi, dikemas rapi dan dipasarkan. Negara di Eropa memberlakukan aturan yang mewajibkan bahan setiap produk makanan, obat-obatan harus dicantumkan pada kemasan. Karena itu, bahan dari lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produknya.

Agar mudah dipasarkan, penulisan lemak babi dalam kemasan diganti dengan lemak hewan. Ketika produsen ditanya pihak berwenang dari negara Islam, maka dijawab lemak tersebut adalah lemak sapi & domba. Meskipun begitu lemak-lemak itu haram bagi muslim, karena penyembelih anny a tidak sesuai syariat Islam.

Label baru itu dilarang keras masuk negara Islam, akibatnya produsen menghadapi masalah keuangan sangat serius, karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produk ke negara Islam, mengingat laba yang dicapai bisa mencapai miliaran dollar.

Akhirnya, mereka membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti BPOM, sementara orang lain tak ada yang tahu. Kode diawali dengan E - CODES, E-INGREDIENTS, ini terdapat dalam produk perusahaan mutinasional, antara lain : pasta gigi, pemen karet, cokelat, gula2, biskuit, makanan kaleng, buah2an kaleng, dan beberapa multivitamin serta masih banyak lagi jenis makanan & obat2an lainnya.

Sejak produk2 diatas banyak dikonsumsi negara2 muslim, kita sebagai negara muslim sedang mengalami masalah penyakit masyarakat, yakni : seperti hilangya rasa malu, kekerasan, seks (kumpul kebo).

Karena itu, saya mohon kepada sesama muslim dimana pun, untuk memeriksa secara seksama bahan2 produk yang akan kita konsumsi dan mencocok anny a dengan daftar kode E-CODES, berikut ini karena produk dengan kode-kode di bawah ini, positif mengandung lemak babi :

E100, E110, E120, E-140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252, E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904.

Adalah tanggungjawab kita bersama untuk mengikuti syari’at Islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada sesama muslim lainnya.

Semoga manfaat,

M. Anjad Khan
Medical Research Institute United States

Ketika Aku Sudah Tua

Dari Papa untuk Lintang


Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sop, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dulu aku mengajarimu.

Ketika aku berulang-ulang berkata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dulu aku begitu sabar menjawab setiap ‘mengapa’ darimu. Ketika aku tak dapat lagi berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku, seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan sewaktu masih kecil
Ketika aku sewaktu melupakan pembicaraan kita, berilah waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping dan mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau melihat aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah dan dukunglah aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini. Sekarang temani aku menjalani sisa kehidupanku. Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur. Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Sebuah Koin penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?**

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
merdekalah orang2 yg senantiasa tetap menjaga sikap sederhana & tak sombong

Ketika Tuhan Menciptakan Ibu

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu.

Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: “Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?” dan Tuhan menjawab pelan: “Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?

1) Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik.

2) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai

3) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya

4) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.

5) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.

6) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan

7) Enam pasang tangan!!

Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya “Enam pasang tangan…? tsk tsk tsk” — “Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik..” balas Tuhan.

08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.

“Bagaimana modelnya?” Malaikat semakin heran.Tuhan mengangguk- angguk. “Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: “Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?”,padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. “Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: “Saya mengerti dan saya sayang padamu”. Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. “Tuhan”, kata malaikat itu lagi, “Istirahatlah” “Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai”

09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi

Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.

“Terlalu lunak”, katanya memberi komentar.”Tapi kuat”, kata Tuhan bersemangat.

“Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung,pikul dan derita. “Apakah ia dapat berpikir?” tanya malaikat lagi.

“Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi”, kata Sang Pencipta.

Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. “Eh, ada kebocoran disini”

“Itu bukan kebocoran”, kata Tuhan. “Itu adalah air mata…. air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian dan air mata kebanggaan”

12 Bahan Pencemar Paling Berbahaya

Sejak lama manusia bertempur dengan segala macam hama dan gulma. Banyak senyawa kimia ampuh ditemukan untuk memerangi unsur perusak atau hama tsb. Sampai akhir abad lalu, paling tidak terdapat 12 jenis obat kimia pembasmi ham dan gulma yang dikenal ampuh, terutama oleh petani di negara berkembang. Namun ke 12 obat anti hama ini tergolong pada pencemar organik yang sulit terurai atau disingkat POP. Selain berdampak membasmi hama, residunya juga amat berbahaya bagi manusia.

Selain obat anti hama, juga ada dua pencemar buangan industri, yang termasuk ke dalam 12 pencemar organik yang sulit terurai. Masing-masing PCB dan Dioxin. PCB biasanya digunakan sebagai isolasi pada transformator atau kondensator tegangan tinggi atau juga sebagi oli pada peralatan hidraulik. Sementara Dioxin terbentuk pada pembakaran sampah logam dan plastik. Ke 12 pencemar berat itu selein merusak lingkungan juga terbukti menimbulkan penyakit yang mematikan pada manusia.

Kehadiran pestisida super ampuh, bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan berkah kepada manusia, tapi di sisi lain menimbulkan dampak merugikan. Ambil contoh pembasmi hama DDT. Pada tahun 60-an semua petani dan pejabat kesehatan di seluruh dunia, menyambut gembira kehadiran bahan kimia pembasmi hama yang amat ampuh itu. Dengan gegap gempita dicanangkan dimulainya revolusi hijau. Hama yang menakutkan dapat dibasmi dengan cepat, mudah dan murah. Juga pemberantasan penyakit malaria di negara-negara berkembang, sampai sekarang masih mengandalkan DDT. Walaupun sudah sejak lama diketahui dampak negatifnya, namun negara miskin tidak memiliki alternatif lain. Di satu sisi para pecinta lingkungan serta organisasi pelindung fauna seperti WWF menuntut agar penggunaan DDT segera dihentikan. Namun di sisi lain, mereka tidak menawarkan pilihan lain.

Pelarangan penggunaan pembasmi hama DTT atau Endrin yang amat populer juga di Indonesia, menyebabkan negara miskin menghadapi risiko lain yang jauh lebih besar. Meledaknya wabah malaria, gagal panen, serangan hama bertubi-tubi dikhawatirkan akan menjadi dampaknya. Negara miskin akan semakin miskin, karena harus lebih banyak mengeluarkan anggaran untuk kesehatan dan impor pangan.

Dalam konferensi badan lingkungan PBB-UNEP di Bonn, mengenai pestisida yang sulit terurai, para ahli menyadari, bahwa ketergantungan petani terhadap pembasmi hama itu sudah sulit dihilangkan. Sementara industri kimi, yang sudah menyadari bahayanya, masih tetap memproduksi dan menjual pestisida berbahaya tsb. Konferensi yang disponsori UNEP dan organisasi pangan PBB-FAO, berusaha mencari alternatif pembasmi hama dan gulma itu.

Sejak tahun 1985 kelompok jaringan aksi menentang pestisida-PAN, sudah mengumpulkan banyak bukti mengenai dampak negatifnya. DDT dan keluarga Endrin misalnya, karena sulit terurai, akhirnya terbawa dalam rantai makanan. Manusia sebagai konsumen akhir, atau mata rantai terakhir, menjadi timbunan residu pestisida tsb. Akibatnya prevalensi penyakit kanker, gagal ginjal, radang kulit, penyakit hati dan tukak lambung terus meningkat. Bahkan menurun drastisnya berbagai populasi burung, ternyata juga merupakan dampak sampingan residu DDT.

Karena 12 pestisida dan unsur berbahaya itu sudah digunakan lebih dari tiga dekade, maka timbunan residunya sudah mencapai tingkat membahayakan. Sejauh ini memang sudah 60 negara melarang peredaran dan perdagangannya. Namun masih banyak negara miskin, yang terpaksa masih memanfaatkan pestisida berbahaya itu. Yang lebih memprihatinkan, sebagian besar petani di negara miskin tidak menyadari bahaya pestisida.

Sampai kini penggunaan pestisida berbahaya secara berlebihan dan tidak bijaksana masih terus berlangsung. Petani yang kurang pengetahuan, hanya melihat bahwa semakin banyak hama kebal terhadap pestisida. cara paling mudah untuk membunuhnya adalah menambah dosisnya. Artinya dosis pencemaran lingkungan juga bertambah secara drastis. Berkah panen dan musnahnya bibit penyakit malaria, harus dibayar mahal dengan rusaknya lingkungan dan ancaman bagi kesehatan manusia

How To beat TOEFL

Ahmad Syamil
(salah seorang dosen Indonesia yang pernah melanjutkan kuliah di Amerika Serikat)

Dengan hormat,

Bersama ini saya turunkan edisi terbaru "kitab pusaka" ilmu menaklukkan TOEFL dan GMAT susunan saya sendiri. Mohon maaf, kitab pusaka ini - yang saya tulis bertahap sejak di tanah Jawa – disusun dengan gaya bahasa seenaknya. Saya susun terutama untuk mereka yang mendapatkan undergraduate di Indonesia dan berminat untuk melanjutkan sekolah ke salah satu program MBA di USA. Jika Anda tidak bermaksud mengambil GMAT tapi GRE, pembahasan mengenai GMAT pun tetap bermanfaat bagi Anda karena ada kemiripannya. Selain itu, penerbit yang bukunya saya sarankan untuk dibeli guna menghadapi GMAT, juga menerbitkan buku yang baik untuk menghadapi GRE pula. Seandainyapun Anda hanya bermaksud untuk mengambil TOEFL saja tanpa mengambil GMAT ataupun GRE, saya tetap berharap agar bagian GMAT dari kitab pusaka ini bermanfaat bagi orang lain. Dilain pihak, keseluruhan bab mengenai TOEFL dan beberapa penjelasan lainnya barangkali tidak relevan bagi yang telah mendapatkan undergraduate di USA.

Kritik dan saran asalkan bukan makian akan diterima dengan senang hati. Lain waktu akan saya edit kembali. Alamat lengkap saya dapat dilihat pada halaman ....

I. TOEFL

Buku pelajaran TOEFL yang paling luas pemakaiannya di Indonesia adalah dari Barron: How to Prepare for TOEFL. Seorang rekan dari lulusan sebuah sekolah di Bandung yang bekerja di Bappenas mampu mencapai nilai 620 dengan memakai buku ini. Bagaimana cara dia belajar? Ia menghafal mati pola-pola strucure yang terdapat pada buku ini! Buku itu sebetulnya disusun untuk orang yang sudah rada canggih Bahasa Inggris nya. Untuk jelasnya, silahkan Anda baca sendiri kata pengantarnya.

Buku Barron mengajar para pembacanya dengan memberikan puluhan pola-pola structure yang harus diketahui para pembaca. Dilanjutkan dengan contoh kalimat yang benar serta contoh kalimat yang salah tanpa penjelasan yang mendalam. Seandainya Anda sudah mempunyai dasar bahasa Inggris yang cukup bagus, buku dari Barron (dan juga beberapa buku TOEFL lainnya yang menggunakan pola pengajaran yang sama) cukup baik Anda pelajari karena pola-pola ini akan mengingatkan kembali pada hal-hal "remeh" yang Anda lupakan.

Sebaliknya, jika Anda tidak mempunyai dasar bahasa Inggris yang baik, ketika Anda membaca buku ini, kepala Anda akan terangguk-angguk: betapa mudahnya balajar TOEFL, kita hanya disuguhi pola-pola structure belaka. Akan tetapi, ketika Anda menginjak pola yang ke 30, kemungkinan besar Anda sudah melupakan pola 1 sampai dengan 10! Buku ini, menurut saya, bersifat mengingatkan tapi kurang memberikan pengertian pada para pembacanya.

Jika Anda mempunyai TOEFL awal (tanpa belajar) sekitar 500, sebaiknya Anda memakai buku dari Cliffs: TOEFL Preparation Guide. Saya sendiri memakai buku Cliffs. Seorang karyawati BDN tamatan sebuah perguruan tinggi Bandung, mampu mencapai nilai 643 dengan buku Cliffs ini. Ketika saya tanya apa rahasianya, jawabnya: "Saya suka dan terbiasa membaca novel berbahasa Inggris sejak lama!" Seorang lulusan STAN mampu mendapatkan nilai 667 (!) ... karena ketika ia masih kecil ia sudah dibiasakan berbahasa Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada seorang mahasiswa undergraduate bidang political science di University of Houston.

Jika dasar pengetahuan bahasa Inggris Anda kurang bagus (nilai TOEFL sekitar 400-an), sebaiknya Anda memakai buku berjudul Building Skill for TOEFL terbitan Nelson atau Bina Rupa Aksara (khusus hak edar Indonesia). Di Indonesia, belilah sekaligus dengan kaset dan kunci bahasannya. Jika Anda membeli bukunya terlebih dahulu, belum tentu Anda dapat membeli kasetnya secara terpisah di kemudian hari.

Buku Preparation Course for the TOEFL terbitan Longman dengan pengarang Deborah Phillips cukup bagus juga untuk dipertimbangkan membelinya. Susunan buku ini mirip sekali dengan buku terbitan Binarupa Aksara. Sayangnya, buku Longman ini cukup sulit Anda temui di Indonesia.

Omong-omong, kenapa sih saya menulis kitab pusaka ini? Saya melihat beberapa orang yang sudah belajar keras menghadapi TOEFL, akan tetapi TOEFL nya nggak bisa naik. Hal yang sama pernah terjadi
pada saya! Saya pernah kursus TOEFL dan saya tidak mendapatkan hasil dari tempat kursus tersebut. Tempat kursus tersebut, seperti lazimnya tempat kursus di Indonesia, memakai buku Barron sebagai buku pegangan utamanya. Bukannya nilai saya naik, tapi nilai saya turun. Padahal, menurut saya, sayalah peserta kursus yang paling rajin sedunia!

Kalau murid sudah rajin, tapi tidak bisa juga, satu atau beberapa kemungkinan dibawah ini dapat terjadi:
1. Muridnya bloon.
2. Gurunya kurang cerdas.
3. Metoda pengajaran sang guru tidak tepat.
4. Metoda belajar sang murid nggak benar.

Untuk kasus saya, saya menganggap no. 1 dan 2 tidak mungkin terjadi. Kemungkinannya adalah 3 & 4. Saya nggak mungkin mengubah no. 3 secara revolusioner demi kepentingan saya ... siapa sih saya ini? He, he, he ... Karena itulah, saya berusaha menemukan sendiri no. 4: metoda belajar yang cepat dan cocok untuk saya. Seorang guru pernah menjadi seorang murid. Akan tetapi, ketika ia menjadi guru, ia lupa melupakan cara berpikir seorang murid. Jadi, jangan heran jika banyak guru pintar yang tidak bias mengajar.

Saya mempunyai banyak buku TOEFL. Setelah membandingkan isinya, akhirnya saya memutuskan untuk memakai buku Cliffs. Saya memakai buku Cliffs karena buku inilah yang memberikan pelajaran mengenai structure secara mendetail. Saya tidak memakai buku dari Nelson/Binarupa Aksara karena, menurut saya, kita harus mengerjakan latihan bagian per bagian jika kita ingin menguasai structure melalui buku ini. Di lain pihak, kita tidak perlu mengerjakan latihan bagian per bagian jika kita ingin menguasai structure melalui buku Cliffs. Walaupun demikian, bukan berarti latihan soal tidak penting... seorang pemain basket yang mahir, tidak cukup hanya dengan membaca buku teori saja. Metoda latihan saya akan Anda jumpai juga dalam kitab pusaka ini.

Cara saya belajar dengan memakai buku Cliffs mudah-mudahan pas pula buat Anda. Di halaman muka dari buku Cliffs, Anda dapat menemukan petunjuk pemakaian / cara belajar dengan memakai buku Cliffs. Akan tetapi, saya tidak memakainya karena metodanya nggak pas buat saya, ... kurang cepat.

Metoda belajar saya didasari atas tiga pemikiran:
1. Bagaimana menguasai structure/grammar secara cepat.
2. Bagaimana kita belajar dari kesalahan yang kita buat.
3. Berusaha mengerti daripada sekedar menghafal.

Nomer 3 penting buat saya karena:
1. Saya percaya, kita mempunyai daya ingat yang terbatas.

Misalnya saat ini otak kita menyimpan 1.000 data (baca: 1.000 hafalan). Kita masukkan lagi 500 data. Belum tentu otak kita kemudian menyimpan 1.500 data. Kenapa? Ada kemungkinan 200 atau 300 data yang sebelumnya kita simpan akan hilang. Jadi total data yang baru adalah 1.300 atau 1.200 saja.

2. Kalau kita berusaha mengerti, jika kita terlupa, dengan mudah kita akan dapat menggali pengertian/informasi yang sudah kita pelajari sebelumnya hanya dengan melihat kembali informasi tersebut sekilas saja. Lebih lanjut lagi, kita dapat menggali informasi yang kita lupakan dengan melihat dan mengorelasikannya dengan informasi lain.

Ada satu hal lagi yang perlu Anda catat : janganlah Anda minder ketika menghadapi seseorang yang mempunyai oral ability yang tinggi. Belum tentu ia mampu mencapai nilai TOEFL yang tinggi. Kenapa demikian? Karena ia belum tentu mempergunakan kaidah bahasa Inggris yang baku. Sebaliknya, orang yang memiliki writing ability yang baik, kemungkinan besar ia mampu mendapatkan nilai TOEFL yang tinggi.


I.A. STRUCTURE AND WRITTEN EXPRESSION

Saya menekankan struktur (Section II dari TOEFL) sebagai bagian yang paling penting dari dua bagian lainnya. Section I, II, dan III berturut-turut terdiri dari 50, 40, dan 60 soal untuk short version. Karena nilai maksimum per section hampir sama (berturut-turut: 68, 67, dan 67 menurut Cliffs), mudah dimengerti bahwa kesalahan pada satu soal pada Section II akan lebih besar pengaruhnya terhadap total nilai dibandingkan kesalahan pada section yang lain.

Mengenai pentingnya penguasaan grammar / structure, dapat juga diilustrasikan sbb: Jika Anda tidak mengerti macam-macam bentuk conditional (if), Anda tidak akan dapat memberikan interpretasi yang benar ketika soal jenis ini muncul pada Section I atau Section III. Bagaimana cara belajar struktur?

Pertama, pelajari teori struktur bagian perbagian secara berurutan hingga mengerti. Tandai seluruh kata yang tidak Anda ketahui artinya. Terjemahkanlah setelah selesai per bab, jangan menerjemahkan per kata setiap saat Anda menjumpai kata yang sulit.

Mohon dibedakan antara membaca untuk sekedar tahu dan membaca untuk belajar. Jika Anda membaca hanya sekedar untuk tahu, tentunya Anda tidak perlu tahu arti seluruh kata yang tidak Anda ketahui. Manfaat kerajinan Anda dalam menerjemahkan juga akan Anda rasakan ketika menghadapi Section III. Exercise perbagian bisa ditinggalkan terlebih dahulu.

Misalkan saja sekarang Anda sudah belajar mengenai noun sampai mengerti, kemudian melanjutkan ke bab selanjutnya, misalnya mengenai pronoun. Waktu Anda belajar pronoun, ternyata pelajaran mengenai noun Anda lupa lagi: Cuek saja. Yang penting, sewaktu membaca bagian noun tersebut, Anda sudah mengerti. Dengan cara ini, Anda hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk mempelajari stuktur.

Kalau lebih ngebut lagi, barangkali hanya butuh waktu 3 hari. Selanjutnya, kerjakan TOEFL Model Test I Section II saja. Setelah selesai, janganlah melihat explanatory answer terlebih dahulu. Tapi, ceklah hanya dengan kunci jawabannya saja. Tandai jawaban mana yang benar dan mana yang salah. Periksa kembali pekerjaan Anda. Usahakan mengerti sendiri kenapa jawaban tersebut salah. Jika belum mengerti juga, cobalah membuka kembali teori struktur yang telah Anda pelajari di muka. Disinilah enaknya kita memakai buku Cliffs: Pada setiap kunci jawabannya, terdapat juga angka yang merujuk pada nomer halaman dimana kita dapat menemukan teori untuk mengatasi soal yang bersangkutan.

Jika Anda membaca ulang teori dari problem yang bersangkutan, tapi Anda belum mengerti juga, barulah Anda dengan terpaksa mempelajari bagian explanatory answer. Kalau sudah menyelesaikan Model Test I Section II, janganlah tergesa-gesa untuk berpindah ke bagian Listening (Section I) atau Vocabulary and Reading Comprehension (Section III), akan tetapi kerjakan segera TOEFL Model Test II Section II. Rasakan kemudahan dalam menjawabnya dibandingkan ketika pertama kali berlatih.


I.B. LISTENING

Biasanya, orang yang nilainya jatuh pada bagian ini (Section I) memberikan alasan sebagai berikut: " Saya tidak mengetahui arti kata yang diucapkan ". Menurut saya, alasan ini adalah tidak tepat. Yang terjadi adalah: "Saya tidak tahu bunyi kata yang diucapkan". Dengan kata lain: " Saya gagal mengidentifikasi kata apa yang diucapkan. " Kenapa demikian? Jika Anda membaca (bukan mendengar) listening script dari Section I, maka saya yakin Anda akan mengetahui arti kata atau kalimat tersebut sekitar 95 - 100%. Masalahnya adalah: Anda tidak terbiasa mendengarkan orang bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.

Buku yang paling baik untuk mempelajari bagian ini adalah Building Skill for TOEFL terbitan Nelson/Bina Rupa Aksara ataupun Preparation Course for TOEFL dari Longman. Pada dua buah buku tersebut, Anda dilatih setahap demi setahap, khususnya mengenai identifikasi suara. Buku dari Barron cukup jelas pula dalam memberikan kemungkinan tipe soal yang muncul pada section ini, walaupun hanya secara tertulis. Pada akhirnya, buku apapun asalkan disertai kaset, tidak akan menjadi masalah asalkan Anda mengetahui cara belajarnya.

Kalau Anda sudah di USA, bermanfaatkah televisi berbahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan listening kita? Ya! Akan tetapi, berlatih dengan kaset TOEFL akan jauh terasa manfaatnya. Kemampuan Anda dalam mengidentifikasi kalimat di televisi sebetulnya dibantu oleh gambar di televisi ataupun gerakan mulut pembicara. Dengan kata lain, "tidak murni" listening. Tambahan lagi, kaset TOEFL selalu memberikan rangsangan berupa pertanyaan yang harus dijawab. Tidak demikian halnya dengan televisi.

Usahakan mendapatkan nilai yang setinggi-tingginya dari bagian A dan B karena bagian C cukup panjang dan cukup sulit untuk dimengerti. Sewaktu Anda mendengarkan cerita di bagian C, usahakan untuk memikirkan struktur cerita. Hal ini sangat membantu Anda untuk mengerti cerita secara keseluruhan.

Selain itu juga, saya sama sekali tidak menyarankan Anda mempergunakan head phone dalam belajar. Kenapa demikian ? Di Indonesia, sewaktu ujian Anda tidak akan menemukan head phone barang satu biji pun!

Beginilah cara mempelajari Section I. Pertama, putar kaset berisi TOEFL Model Test I Section I. Kerjakan soal-soal pada Section I seperti lazimnya kita ujian TOEFL biasa. Setelah selesai, cocokkan dengan kuncinya. Jika salah, tandai jawaban mana yang benar. Kemudian, dengar kembali kaset tadi dari awal per nomer soal tanpa melihat bagian Listening Script terlebih dahulu. Ulangi kembali mendengarkannya jika Anda belum dapat mengidentifikasi suara-suara yang diucapkan dan belum mengetahui jawaban mana yang benar.

Pada tahap awal, di soal yang sulit, barangkali Anda perlu mengulanginya hingga 6 kali per nomer soal sebelum dapat mengidentifikasikannya secara tepat. Jadi, Anda tidak mengulanginya sekaligus, tapi pernomer soal. Tentunya, lebih baik jika Anda memiliki tape player yang memungkinkan Anda untuk me rewind tanpa harus menyetop kasetnya terlebih dahulu. Kemudian, jawablah pertanyaan yang diajukan. Setelah itu, ceklah kalimat yang Anda anggap tepat berdasarkan "pendengaran" Anda tadi dengan kalimat pada Listening Script.

Jika sudah mendengarkan berulang-ulang tetapi Anda belum juga mampu mengidentifikasi suara-suara yang diucapkan ataupun belum mengetahui jawaban mana yang benar, barulah Anda dengan terpaksa membuka Listening Script dan memperhatikan hanya pada nomer soal itu saja. Buka kamus jika perlu. Lakukan hal ini hingga seluruh soal selesai.

Waktu pertama kali melakukannya, Anda bisa menghabiskan waktu tidak kurang dari 3 jam untuk mengulang-ulang satu sisi kaset saja. Setelah itu akan berkurang drastis hingga 1 jam saja karena kemampuan Anda sudah meningkat. Kalau Anda sudah melakukannya petunjuk diatas untuk TOEFL Model Test I Section I, lanjutkan segera dengan mengerjakan TOEFL Model Test II Section I. Rasakan kemudahannya dibanding ketika mengerjakan Test I dan nikmatilah subscore yang lebih tinggi !


I.C. VOCABULARY AND READING COMPREHENSION

Jika saya menekankan Section II (Structure and Written Expression) sebagai konsentrasi belajar saya, maka saya menekankan Section III (Vocabulary and Reading Comprehension) sebagai tempat saya mencari nilai. Untuk bagian ini, terus terang saya tidak menemui kesulitan sama sekali. Dua kali berturut-turut, nilai TOEFL saya untuk section ini adalah 67. Cara belajarnya nggak aneh-aneh. Sering seringlah membuka kamus ketika membaca bacaan berbahasa Inggris. Kalau Anda mengetahui arti dari seluruh kata yang terdapat pada buku Barron atau Cliffs, Hal itu sudah Lebih dari pada cukup.

Akan tetapi, ada juga orang yang lebih suka menghafal sederet atau sekumpulan kata-kata yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. Menurut saya, cara ini tidak efektif. Dengan cepat kita akan melupakannya lagi karena kita tidak mengetahui konteks pemakaian kalimat ini. Lagipula, saya merasa kasihan pada diri saya jika saya harus banyak menghafal.

Bagi saya, tulisan dalam artikel majalah, apalagi novel, lebih sulit untuk mengartikan kosa katanya jika dibandingkan dengan text book. Beberapa orang malahan berpendapat sebaliknya. Bagaimana menurut Anda sendiri?

Seorang teman menambah perbendaharaan kata dengan menulis kata-kata yang tidak diketahuinya dalam sepucuk kertas. Satu kertas untuk satu kata yang tidak diketahui. Selain menulis padanan kata, ia juga menulis turunan kata tersebut, misalnya bentuk adjective-nya. Ia menghafal kata-kata tersebut diwaktu senggang. Setiap orang memiliki metodanya sendiri-sendiri. Kalau Anda ingin meningkatkan vocabulary Anda secara sistimatis, buku yang terbaik adalah buku yang berjudul Word Smart dari Princeton Review.


I.D. BEBERAPA KIAT DALAM BELAJAR TOEFL

I.D.1. Kaset TOEFL yang sudah pernah Anda jawab soal-soalnya, jangan lupa untuk sering memutarnya; misalnya waktu Anda lagi membereskan kamar, menjelang tidur, ngelamunin pacar, dsb. Cara belajar ini adalah cara belajar paling malas yang pernah saya temukan! Pokoknya, Anda hanya mendengar untuk membiasakan saraf telinga Anda saja. Terserah Anda hendak berpikir atau tidak. Kalau Anda ingin bepikir sedikit, coba pulalah untuk mengulang kalimat tersebut atau menjawab dalam hati. Jadi, yang namanya belajar itu nggak cuma di meja belajar saja.

Cukup menyedihkan melihat kenyataan bahwa teman-teman yang meminta kitab pusaka ini jarang sekali yang berniat untuk mempraktekkan cara belajar termalas ini. Padahal cara belajar ini sama sekali tidak memerlukan waktu khusus. Jadi, masalahnya bukan gurunya yang salah, tetapi muridnya yang salah.

I.D.2. Usahakanlah untuk sering mengarang dalam bahasa Inggris.
Cukup yang sederhana saja, misalnya: kegiatan Anda sehari-hari, cita-cita, riwayat hidup, dsb. Hal ini sangat membantu untuk menguasai TOEFL, apalagi jika ada TWE (Test of Written English).

I.D.3. Walaupun Anda memiliki banyak buku TOEFL, untuk menghadapi Section II sebaiknya Anda hanya mempelajari 1 buah buku sebagai buku pegangan utama. Buku lain boleh Anda pakai, tapi hanya sebagai buku pendamping saja. Kenapa demikian? Dalam kasus ini, bagi saya pribadi, mendalami seluruh isi suatu buku secara tidak sadar berarti juga mendalami: urutan penyajian buku itu, hal apa saja yang yang menjadi penekanan dari penulis, cara berpikir sang penulis, dan sebagainya. Jika saya mempelajari seluruh isi buku lainnya secara bersamaan, dapat dibayangkan betapa berat beban untuk meramunya.

I.D.4. Jangan pula dilupakan, buku Cliffs ataupun buku TOEFL lain edisi terbaru sudah ada bagian TWE -nya. Di Shopping Centre kota Yogya, harga buku Cliffs hanya Rp 11.000 saja termasuk kaset - kasetnya. Di Toko Buku Gramedia Bandung harganya mencapai Rp. 23.000. Di TB Gunung Agung di Jln. Kwitang (dekat Proyek Senen), harganya mencapai Rp.28.000. Di perpustakaan yang besar, buku ini juga tersedia.

I.D.5. Saya juga punya buku + kaset TOEFL dari ETS. Cukup bermanfaat sebagai latihan, tapi tidak bermanfaat sebagai buku pedoman, karena teori-teori nggak diberikan disini, langsung soal dan penjelasan jawaban. Dari jawaban dan penjelasan tersebut, khususnya pada bagian Understanding TOEFL kita bisa tahu filosofi para pembuat soal TOEFL. Cek, cek, cek, ... (Filosofi itu apa sih ?!)


I.E. KIAT MEMILIH TEMPAT UJIAN TOEFL.

Selain letak dan jarak, satu faktor mutlak yang harus Anda pertimbangkan, dalam memilih tempat ujian TOEFL adalah: seberapa baik sound system tempat itu. Tempat test terbaik di Jakarta yang pernah saya ketahui dari seorang teman adalah Jakarta International School dekat Pondok Indah. Sound system yang apik dan ruangan yang cukup kecil (ukuran satu ruang kelas sekolah), membuat suara cukup jelas di dengar.

Saya sendiri pernah tes di Gedung Manggala Wana Bakti (Departemen Kehutanan), Slipi, Jakarta. Ruangan sangat besar (muat untuk 400 orang), demikian pula dengan speaker yang sebesar gajah; hasilnya membuat suara bergema. Jika Anda terlanjur mendapat tempat tes ini, janganlah kuatir ! Agar Anda terbiasa dengan kondisi sound system disana, ketika Anda belajar Section I, keraskan nada bas tape Anda !

Jika Anda tes di Uninus Bandung, konon kabarnya, supaya terbiasa, Anda harus belajar TOEFL dalam suasana yang ribut ! Jika Anda tes di PPIA Jakarta, siapkanlah pakaian hangat. AC - nya nggak bisa dikecilkan ! Karena itu, jika Anda ingin mendapatkan tempat tes yang baik, bergegaslah mendaftar !



II. GMAT (GRADUATE MANAGEMENT ADMISSION TEST)

Buku GMAT yang harus dimiliki adalah sbb:

1. Offical Book for GMAT Review dari ETS (Educational Testing Service), penyelenggara GMAT yang berlokasi di kota Princeton, New Jersey, USA.

2. Cracking the System: The GMAT dari Princeton Review (tidak ada hubungannya dengan ETS).

Gunakan buku no. 1 sebagai sumber latihan soal dan buku no.2 sebagai sumber strategi. Buku no. 2 adalah buku terbaik mengenai strategi menghadapi GMAT. Pengarangnya adalah Geoff Martz, dkk. Seluruh pengarangnya berasal dari lulusan universitas ngetop:
Princeton, Columbia, Oxford, Wharton (University of Pennsylvania), Dartmouth, dsb. Di USA, silahkan Anda mencari buku ini di Walden Book Store. Sayang sekali, buku "sakti" Cracking the System sulit didapatkan di Indonesia. Jika tidak memiliki buku nomer 2, buku dibawah ini sebaiknya Anda miliki:

Supercourse for GMAT, Thomas H. Martinson, ARCO.

Ada 2 buku GMAT terbitan ARCO yang dikarang oleh Thomas. H. Martinson (lulusan Harvard Law School). Tapi, hanya satu yang berlabel Supercourse; dan itulah buku paling komplit mengenai GMAT walaupun agak bertele-tele. Di Toko Buku (TB) Gramedia Blok M Anda dapat menjumpai buku GMAT dari Arco ini. Verbal dan Mathematics Review diberikan disini. Harganya sekitar Rp 50.000. Saat ini, buku ini sudah mencapai edisi ke

3. Sudah punya Official Guide for GMAT Review atau belum? Buku ini memberikan mathematics review yang cukup bagus, walaupun untuk bagian verbal hanya diberikan soal dan penjelasan saja. Buku ini wajib Anda miliki. Dahulu, harganya $ 12. Silahkan beli melalui IIE (Institute of International Education) di Lippo Centre, Jln. Gatot Subroto (dekat Gedung Patra) atau ETS di Princeton (New Jersey) jika Anda di Amerika. Kalau habis, silahkan fotokopi dari saya.

Buku GMAT dari Cliffs (yang kurang menyeluruh dalam memberikan teori) tersedia di TB Triad, Jln. Purnawarman Bandung. Di TB Triad Jakarta juga ada. TB Triad dan beberapa toko buku lainnya di kota Bandung (misalnya Insulinde, Intervarsity, dll.) sanggup mencarikan buku dari penerbit asalnya, jika Anda tidak mampu menjumpainya di Indonesia. Dibandingkan dengan toko buku di kota-kota lainnya, toko buku di kota Bandung yang saya sebutkan di atas jauh lebih lengkap koleksinya untuk buku-buku serius. Perhatikan juga ciri buku GMAT edisi baru: bagian critical reasoning harus ada, karena analysis of situation tidak keluar lagi pada GMAT akhir-akhir ini.

Buku GMAT dari Barron banyak sekali kesalahannya terutama pada bagian sentence correction. Lagi pula, bagian matematikanya terlalu mudah dikerjakan. Buku GMAT dari Barron sudah dicetak hingga edisi ke 8. Akan tetapi, saya lebih suka menyebutnya sebagai cetakan ke 8 karena perubahan dari satu edisi ke edisi berikutnya minim sekali. Anda tidak perlu membeli buku ini, begitu juga buku dari penerbit lainnya yang bersemboyan "duit mau, mutu nanti dulu". Untuk latihan soal, sebaiknya Anda tetap memakai buku dari ETS sebagai buku utama.

Di toko buku di USA, Anda dapat menemukan berbagai software GMAT. Anda bisa juga membelinya dari ETS di USA atau IIE di Indonesia. Saya pernah mencobanya. Hasilnya, saya meragukan manfaat latihan GMAT dengan menggunakan komputer. Sebagai contoh, Anda tetap memerlukan kertas untuk coret mencoret sewaktu mengerjakan bagian kuantitatif. Untuk bagian verbal Anda tetap perlu untuk memberi tanda pada bacaan untuk mempermudah menemukan kata kunci, dsb. Hal-hal tersebut di atas belum dapat dilakukan oleh software yang ada di pasaran saat ini. Terkecuali jika Anda terlalu banyak uang, Anda tidak perlu membeli software semacam itu.

Booklet dari ETS menyatakan bahwa nilai GMAT itu mempunyai plus minus 20. Jadi, jika Anda sudah berusaha keras tapi nilai GMAT Anda hanya 400 saja, hal ini berarti lampu merah buat Anda. Dengan kemampuan yang sama, jika Anda mengambil GMAT lagi dan 400 adalah angka tengah, nilai Anda hanya bisa naik menjadi 420 atau atau malahan turun menjadi 380. Lebih sial lagi jika 400 adalah batas atas nilai Anda. Nilai Anda berikutnya bisa menjadi 360. Artinya, jika Anda ingin mendapatkan kenaikan nilai GMAT drastis, metoda belajar Anda harus dirubah total. Dengan merubah metoda belajar, seorang teman saya mampu menaikkan nilainya sebanyak 130.

Orang yang sanggup menaklukkan bagian verbal dari GMAT, pasti sanggup menaklukkan TOEFL. Kebalikannya tidak berlaku. Amat sangat jarang sekali saya melihat seseorang yang memiliki nilai GMAT diatas nilai TOEFL. Jadi, jika Anda mendapat nilai TOEFL hanya 500, ini berarti tanda bahaya buat Anda. Kemungkinan besar nilai GMAT Anda tidak akan mencapai 400! Berapakah nilai yang Anda dapatkan jika Anda hanya duduk saja, tanpa mengerjakan soal, sewaktu ujian GMAT? 200!

Walaupun Anda merencanakan untuk memasuki program MBA 2 tahun lagi, ada baiknya jika anda mengambil GMAT ketika masih di undergraduate atau selang tidak berapa lama setelah lulus dari sekolah. Nilai GMAT toh berlaku hingga 5 tahun. Data yang saya miliki menunjukkan bahwa nilai peserta GMAT yang mengambil test lebih dari 2 tahun setelah lulus dari undergradute, rata-rata 20 hingga 30 angka lebih rendah dari mereka yang masih bersekolah di undergraduate ataupun baru saja lulus. Saya yakin Anda bias memperkirakan penyebabnya.

Nilai total GMAT Anda selalu merupakan kelipatan 10, tapi nilai rata-rata seluruh peserta GMAT mungkin saja berakhir dengan bilangan 0 hingga 9. Nilai rata-rata peserta GMAT, khususnya bagian kuantitative, dari tahun ke tahun ke tahun mengalami kenaikan. Sebagai contoh, rata-rata nilai adalah 462 pada tahun 1976-1979; 486 pada tahun 1985-1988; dan tiga tahun belakangan ini telah menjadi 494. Artinya, untuk mendapatkan percentile rank yang sama, nilai Anda harus lebih tinggi dari para peserta tes sebelumnya.

Dari 200.000 lebih peserta GMAT per tahun, rata-rata 8 orang diantaranya mendapatkan nilai sempuran atau 800! Sama halnya dengan GRE, nilai GMAT Anda dari tiga test terakhir akan muncul di score report. Biasanya, perguruan tinggi di USA memakai nilai yang tertinggi, bukan nilai rata-rata.

Sebelum Anda mempelajari buku Princeton Review dan strategi dibawah ini, sebaiknya Anda berlatih mengerjakan seluruh bagian GMAT minimal satu kali terlebih dahulu. Tulisan dibawah ini tidak bermaksud untuk mengajarkan GMAT mulai dari awal. Saya hanya bermaksud memperbaiki kesalahan Anda, jika ada. Kalau Anda sudah berlatih, silahkan Anda baca pembahasan quantitative section dan selanjutnya verbal section seperti di bawah ini.


2.1. QUANTITATIVE SECTION

Banyak orang yang mengatakan bahwa bagian kuantitatif (matematika) dari GMAT adalah gampang. Pernyataan ini adalah benar tapi kurang komplit sehingga menyesatkan! Pertama, anda harus ingat bahwa nilai Anda adalah nilai relatif terhadap nilai peserta lainnya. Jadi, jika Anda menganggap bagian kuantitatif adalah gampang dan banyak orang berpikiran sama, nilai relatif Anda adalah rendah. Jika Anda hanya bisa mendapatkan nilai 60% saja untuk bagian itu, Anda harus belajar lebih keras lagi.

Kedua, karena bagian verbal tidak sulit - tapi sangat sulit-untuk dikerjakan, maka bagian kuantitatif adalah sarana untuk mengkatrol nilai total Anda. Dengan kata lain, kata "mudah" belumlah cukup. Beberapa teman saya ada yang mendapat nilai 98% untuk bagian kuantitatif. Artinya, 98% peserta GMAT di seluruh dunia mendapatkan nilai kuantitatif di bawah mereka. Merekalah yang berhak menyebut soal kuantitatif pada GMAT adalah "benar-benar mudah."

Sebelum berlatih mengerjakan soal-soal, hendaknya mathematics review berikut istilah-istilahnya (misalnya isosceles, quadrilateral, dsb.) serta petunjuk soal Anda pelajari benar-benar. Mathematics review pada buku terbitan ETS sudah cukup memadai.

Diluar dugaan saya, masih banyak rekan-rekan yang tidak mengerti maksud soal data sufficiency. Anda harus familiar dengan bentuk soal. Dalam ujian, Anda tidak boleh lagi bertanya- tanya: maksud soal ini apa sih?

Ketika Anda meneliti jawaban latihan Anda dengan mencocokkan dengan kunci jawaban, cobalah untuk mengerti sendiri kenapa Anda berbuat kesalahan. Janganlah tergesa-gesa untuk membuka pembahasan soal. Seperti pada TOEFL, cobalah kaji kembali teori di halaman muka. Jika ini tidak membantu juga, barulah dengan terpaksa Anda membuka pembahasan soal. Penjelasan quantitative section yang terdiri dari macam, yaitu problem solving dan data sufficiency, secara mendalam akan Anda temukan dibawah ini.


2.1.A. PROBLEM SOLVING

Usahakan untuk tidak kehilangan angka pada soal-soal awal, sebab soal-soal awal ini biasanya lebih mudah dibandingkan soal-soal yang ditengah/akhir. Berdasarkan data yang saya miliki, persentase peserta di seluruh dunia yang menjawab soal dengan benar pada 5 soal yang terakhir berturut-turut adalah sebagai berikut: 19%, 36%, 26%, 15%, dan 11%.

Artinya, soal soal tersebut secara kasar dipakai untuk membedakan peserta tes yang mendapatkan nilai kuantitatif diatas atau dibawah 80%. Dengan kata lain, prioritaskan waktu Anda untuk mengerjakan soal-soal sebelumnya. Kemampuan pertama yang dibutuhkan dalam mengerjakan problem solving adalah membentuk soal kalimat menjadi rumusan matematik dan selanjutnya memasukkan variabel-variabel yang diketahui untuk menemukan jawaban. Kalau Anda tidak mampu menjawabnya dengan rumusan tersebut, cobalah mencari jawaban yang benar dengan memasukkan salah satu jawaban pada multiple choice ke rumus yang Anda susun. Princeton Review menganjurkan untuk memilih jawaban dengan nilai tengah terlebih dahulu. Sebagai contoh, suatu soal mempunyai pilihan jawaban sebagai berikut:

(A) 50 (B) 40 (C) 30 (D) 20 (E)10


Pilihlah jawaban (C) terlebih dahulu. Masukkan angka 30 ini pada persamaan yang telah Anda susun. Misalkan hasil perhitungan Anda menunjukkan bahwa angka 30 terlalu besar, selanjutnya pilih angka 20. Selanjutnya ada dua kemungkinan: pilihan Anda sudah benar atau angka 20 masih terlalu besar. Jika angka 20 masih terlalu besar.

Anda tidak perlu untuk memasukkan angka 10, sebab jawabannya pasti 10. Dengan strategi di atas, Anda hanya memerlukan dua kali perhitungan saja. Jika Anda mulai dengan memasukkan angka 50, Anda harus melakukan perhitungan sebanyak 4 kali untuk menemukan jawaban yang benar di (E).

Kalau Anda tidak tahu dari mana dan mau kemana maksud soal, janganlah berputus asa, tapi, tulislah rumus dasar terlebih dahulu. Sebagai contoh, jika soal tersebut membicarakan masalah kecepatan, tulislah persamaan dasar terlebih dahulu yaitu;

Jarak = Kecepatan X Waktu.

Kemudian, masukkan variabel yang Anda ketahui. Berangkat dari situ, Anda akan terheran-heran melihat betapa mudahnya soal tersebut diselesaikan.

Seperti pada TOEFL, dalam belajar GMAT usahakan untuk tidak meloncat- loncat. Misalkan saja saat ini Anda latihan mengerjakan bagian problem solving. Setelah selesai dikerjakan dan diteliti, hendaknya Anda jangan melompat ke bagian lainnya, misalnya data sufficiency. Tapi, kerjakanlah kembali kumpulan soal problem solving yang lainnya. Kemudahan dalam mengerjakan problem solving yang kedua dibandingkan yang pertama akan segera Anda rasakan.

Perhatikan juga alokasi waktu. Bagi yang sama sekali belum pernah mengerjakan latihan soal pada GMAT, barangkali 30 menit belum cukup untuk mengerjakan satu section. Cara berlatihnya seperti di bawah ini.

Kerjakan satu section dalam waktu yang lama, misalnya 1.5 jam atau sampai selesai. Setelah Anda teliti lagi, kerjakan lagi jenis soal yang sama (misalnya Problem Solving pada halaman yang berbeda) tapi kurangkan waktunya, misalnya 1 1/4 jam. Demikian seterusnya sehingga Anda dapat menjawabnya dalam waktu 30 menit untuk satu section.


2.1.B. DATA SUFFICIENCY

Sebelum mempelajari bagian data sufficiency, Anda harus mahir mengerjakan bagian problem solving terlebih dahulu. Untuk bagian data sufficiency, agar cepat mengingat jawaban apa yang harus diberikan untuk kondisi tertentu, ingatlah susunan kata/huruf ini (dari buku terbitan Cliffs):

1 (First statement is sufficient to solve the problem, so choose A),
2 (Second, choose B),
T (Together, choose C),
E (Either, choose D),
N (Neither, choose E)

-------- 1 2 T E N


Biasanya, seseorang mengerjakan data sufficiency dengan cara sebagai berikut:

1. Baca soal
2. Baca statement no.1
3. Baca statement no.2
4. Koq bingung ya?
5. Menjawab soal (dan salah!)

Kalau Anda membaca statement 2 setelah statement 1, tanpa membaca soal kembali, kemungkinan besar Anda akan mengalami kerancuan karena pikiran Anda menganggap informasi pada statement 1 sebagai bagian dari soal. Karena itu, saya menyusun strategi sebagai berikut:

1. Baca soal.
Rubah soal kedalam persamaan matematik (jika perlu)

2. Baca statement no.2 (bukan no.1).
Rubah statement 2 kedalam persamaan matematik (jika perlu).
Beri tanda (misalnya Y atau N, T atau F): apakah statement 2 cukup untuk menjawab soal atau tidak.

3. Baca soal kembali.

4. Baca statement no.1.
Rubah statement 1 kedalam persamaan matematik (jika perlu).
Beri tanda (misalnya Y atau N, T atau F): apakah statement 1
cukup untuk menjawab soal atau tidak.

5. Menjawab soal (A/B/C/D/E).


Pada Problem Solving, Anda boleh memperkirakan besar suatu sudut dan besaran-besaran lainnya hanya dengan melihat perbandingan dimensi dari gambarnya saja. Berlainan dengan Problem Solving, Data Sufficiency biasanya menggunakan gambar yang tidak sesuai dengan skala. Selain itu pula, janganlah Anda menggunakan asumsi dan interpretasi Anda sendiri terkecuali dinyatakan dalam soal.

Misalkan Anda melihat kurva berbentuk setengah lingkaran, janganlah Anda mengasumsikan bahwa kurva tersebut pasti berbentuk setengah lingkaran, terkecuali dijelaskan bahwa kurva tersebut memang berbentuk setengah lingkaran. Sebaliknya, jika sudah jelas dinyatakan dalam suatu soal bahwa suatu segi tiga adalah siku-siku, tanpa ragu-ragu, gunakan teorema Phytagoras untuk menyelesaikan soal tersebut.


2.B. VERBAL SECTION

Menurut saya, untuk mendapatkan nilai verbal yang tinggi, dibutuhkan kemampuan dengan urutan sebagai berikut ini:

1. Vocabulary yang baik
2. Logika
3. Grammar
4. Kecepatan membaca yang tinggi
5. Strategi

Analisa saya menunjukkan bahwa urut-urutan belajar yang benar adalah sbb:
1. Sentence Correction
2. Reading Comprehension
3. Critical Reasoning

Dari ketiga jenis soal pada bagian verbal, bagian sentence correction adalah bagian termudah untuk dikerjakan jika Anda tahu dasar strategi belajarnya. Kalau grammar yang telah Anda pelajari pada sentence correction sudah benar dan vocabulary Anda sudah lumayan jago, reading comprehension bukan lagi suatu masalah.

Setelah syarat-syarat dasar itu terpenuhi, Anda tinggal menggunakan logika Anda untuk menaklukkan bagian critical reasoning.

Bagaimana cara mempelajari bagian verbal GMAT dan dimanakah letak perbedaannya dengan TOEFL? Mudah-mudahan penjelasan dibawah ini mampu menolong Anda.


2.B.1. SENTENCE CORRECTION

Padanan bagian ini di TOEFL adalah Section II: Structure and Written Expression. Untuk TOEFL, Anda perlu menguasai grammar secara menyeluruh. Untuk GMAT, tidak seperti yang diduga orang selama ini, grammar yang sering muncul pada sentence correction hanya terdiri dari 6 saja. Menurut Princeton Review, 6 masalah yang mendominasi sentence correction adalah:

1. Pronoun-reference errors.
2. Misplaced modifier / dangling modifier.
3. Parallel construction errors.
4. Idiom / diction errors.
5. Subject-verb agreement errors.
6. Comparison errors.


Sekitar setengah dari keseluruhan soal pada sentence correction berkaitan dengan idiom / diction errors, baik berdiri sendiri ataupun dikombinasikan dengan error lainnya. Idiom atau diction (pilihan kata yang tepat) mudah diingat jika Anda sering membaca dan menghafalkannya dari buku grammar. Sayang sekali saya belum menemukan cara lainnya.

Karena kitab pusaka ini bukan kitab pusaka grammar, silahkan merujuk ke buku grammar/TOEFL Anda untuk penjelasan ke 6 hal tersebut di atas selengkapnya. Walaupun hanya 6 masalah, kenapa sentence correction di GMAT jauh lebih sulit dari pada padanannya di TOEFL?

Vocabulary di GMAT jauh lebih canggih dari pada di TOEFL. Selain itu juga, kalimat yang dipakai pada TOEFL adalah kalimat yang pendek-pendek. Sebaliknya, pembuat soal GMAT senang sekali dengan kalimat yang panjang - panjang dengan menambahinya dengan phrase atau clause. Dengan mengetahui punctuation dan grammar, Anda dapat memecah kalimat tersebut menjadi bagian - bagian kecil yang lebih sederhana. Misalnya, mengganti subject kalimat yang aduhai panjangnya dengan satu kata: they.

Selanjutnya, prinsip mengerjakannya adalah dengan mengetahui terlebih dahulu kategori kesalahan (dari 6 jenis kesalahan) pada kalimat aslinya. Caranya yaitu dengan:


1. Mengetahui kunci kata.
Contoh:

a. Jika Anda menemukan kata ... more ... than ..., berarti masalah yang Anda hadapi adalah comparison error. Perhatikan apakah yang dibandingkan kata yang sejenis atau tidak, misalnya noun dengan noun, dsb.

b. Jika Anda menemukan kata ... not only ..., berarti harus diikuti dengan ... but also ... Jika hanya diikuti oleh ... but ... atau ... and also... berarti jawabannya pasti salah. Ini adalah masalah idiomatic expression yang tidak bias diganggu gugat. Soal ini biasanya muncul pada setiap ujian GMAT.

c. Jika Anda menemukan kata Hopefully ... di awal kalimat, kalimat ini pasti salah. Unidiomatic, kata ETS. Pilihan kata yang benar adalah I hope that ... Soal ini juga biasa muncul di GMAT.

2. Jika resep no. 1 tidak mempan, Anda tetap bisa menemukan kategori kesalahan dengan membandingkan jawaban B, C, D, dan E. Misalkan pada jawaban-jawaban tersebut Anda menemukan pronoun (misalnya she, he, they, it, dsb) berulang-ulang. Pastikan bahwa pronoun tersebut (misalkan it) merujuk pada satu kata yang pasti (misalnya the root) dan tidak menimbulkan keraguan, misalnya (misalnya the root atau the tree ?) Ini adalah masalah pronoun-reference error.

Setelah Anda menemukan kategori kesalahannya, dengan mudah Anda akan menemukan jawaban yang benar. Walaupun Anda sudah mendapatkan kalimat dengan grammar yang benar, Anda tetap harus hati-hati: Pastikan bahwa kalimat tersebut tidak merubah makna kalimat asalnya. Jika kalimat dengan grammar yang betul itu merubah makna kalimat asalnya, berarti Anda harus mencari pilihan lainnya.

Biasanya, seperlima jawaban soal pada sentence correction adalah A. Artinya, kalimat asli sudah benar. Jadi, jika Anda sudah menjawab 21 dari 27 soal (yang sangat sulit untuk dicapai), sementara Anda belum pernah memberikan jawaban A, Anda boleh langsung tembak: 6 buah jawaban soal lainnya adalah A. Boleh jadi tidak semua jawaban pada 6 soal tersebut adalah A. Akan tetapi, total nilai yang Anda dapatkan pasti melebihi pengurangan nilai jika jawaban Anda salah.


2.B.2. READING COMPREHENSION

Kalau Anda tidak mempunyai vocabulary yang cangging, tampaknya, sulit sekali Anda mendapatkan nilai yang tinggi di bagian ini. Setelah vocabulary Anda cangging, Anda perlu meningkatkan kecepatan membaca Anda. Berusahalah untuk sedikit mungkin membaca ulang kata atau kalimat secara berlebih-lebihan dalam reading comprehension.

Buku yang berjudul Speed Reading karangan Tony Buzan terbitan Plume/Penguin Group merupakan buku favorit saya untuk meningkatkan kecepatan membaca. Kalau vocabulary dan kecepatan membaca Anda tidak memadai, mengerjakan seluruh soal berarti bunuh diri, karena Anda akan mendapatkan pengurangan nilai untuk setiap kesalahan Anda. Dalam kasus ini, lebih baik sukses sebagian daripada hancur total! Untuk bagian reading comprehension, dari 2 atau 3 bacaan pada satu section, sebaiknya hanya 1 atau 2 bacaan saja yang dikerjakan tapi kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Pilihlah bacaan yang akrab dengan dunia Anda, misalnya masalah iptek atau sosial atau yang lainnya.

Orang-orang yang mendapatkan gelar undergraduate di USA, sangat diuntungkan pada bagian ini. Mereka mendapatkan pelajaran-pelajaran baik sosial maupun eksakta di dua tahun pertama mereka berkuliah di USA. Jadi, mereka lebih akrab dengan variasi topik yang muncul pada bagian reading comprehension dari pada mahasiswa lulusan Indonesia.

Princeton Review menganjurkan untuk memilih bacaan dengan tema minoritas (misalnya wanita, Black American, Hispanic, dsb). Jawaban yang benar dari bacaan dengan tema sejenis ini selalu positif (memuji) golongan tersebut. Jadi jika Anda menemukan pilihan jawaban yang mengecam golongan Black American, tanpa melihat paragraf bacaan yang bersangkutan, Anda bisa memastikan bahwa jawaban itu adalah salah. ETS selalu menghormati golongan minoritas dan profesional (dokter, pengacara, dsb)!

Pilihan jawaban dengan pilihan kata yang sangat emosional juga pasti salah. Selain itu juga, pilihan jawaban yang menggunakan kata always, the most dan kata-kata "pasti" lainnya yang mudah didebat, biasanya pasti salah. Contohnya, Anda menemukan salah satu pilihan jawaban sebagai berikut:

(A) Leonardo da Vinci is the greatest painter in that century.

Tanpa menengok bacaan, Anda bisa memastikan bahwa jawaban tersebut pasti salah. Akan tetapi, pilihan jawaban dengan "nada memuji tapi datar" semacam ini ada kemungkinan benar:

(C) Leonardi da Vinci is a great painter.


Kenapa demikian? ETS tidak ingin didebat oleh pihak-pihak lain yang menganggap bahwa ada pelukis lain yang lebih ngetop di bandingkan dengan Leonardo da Vinci. Demikian penjelasan Princeton Review.

Sewaktu Anda membaca bacaan, tandailah kata-kata kunci, misalnya: however, yet, but, dsb. Pada multiple choice, jawaban-jawaban salah sering merujuk pada kalimat sebelum however, but, yet, dsb. Jawaban benar yang menanyakan pendapat pengarang sebenarnya adalah merujuk pada kalimat setelah however, but, yet, dsb.; karena setelah kata kunci ini, penulis bacaan menuliskan pendapat yang sebenarnya.

Di TOEFL, jawaban pertanyaan dapat Anda temukan langsung dari bacaan, karena jawaban yang benar pada multiple choiche biasanya hampir mirip susunan katanya dengan kalimat pada bacaan yang bersangkutan. Akan tetapi, untuk GMAT, yang berlaku adalah kebalikannya. Jika salah satu jawaban pada multiple choiche mirip dengan susunan kata pada bacaan yang bersangkutan, 99% kemungkinan bahwa jawaban tersebut salah!

Kenapa demikian? Pembuat soal amat pintar: dengan memberikan satu kata tambahan atau mengurangi satu kata atau mengubah satu kata, maka arti kalimat jadi sangat berbeda dengan asalnya. Di GMAT jawaban yang benar adalah:

1. Selalu merujuk pada bacaan. Hanya 0.05% kemungkinan bahwa jawaban tersebut menggunakan pengetahuan tambahan mengenai masalah yang sedang dibicarakan.

2. Tidak pernah menggunakan susunan kata yang sama atau mirip dengan bacaan. Akan tetapi, kalimat/kata yang digunakan mempunyai makna yang sama dengan kalimat asli pada bacaaan yang bersangkutan.

Salah satu soal pada GMAT, misalnya nomer pertama, pasti ada yang menyangkut isi keseluruhan bacaan. Contohnya adalah urutan penyajian penulis. Untuk soal jenis ini, saya anjurkan Anda untuk menjawab paling belakang. Soal-soal lainnya biasanya merujuk pada satu spesifik paragraf. Artinya Anda terpaksa membaca bacaan paragraf per paragraf. Setelah Anda sering membaca bacaan tersebut, Anda tidak akan kesulitan lagi untuk menjawab jenis soal yang menyangkut keseluruhan isi bacaan. Jika Anda mencoba untuk menjawab soal jenis tadi terlebih dahulu, Anda harus membaca bacaan tersebut berulang-ulang tanpa menjawab soal yang lain. Artinya, Anda membuang waktu Anda secara sia-sia.

Prioritaskan waktu untuk menjawab pertanyaan yang merujuk suatu kalimat atau baris tertentu secara spesifik. Biasanya, pertanyaannya mudah untuk dijawab dan jawaban dapat ditemukan pada beberapa kalimat sebelum atau setelah kalimat yang termaksud. Soal yang sering menghabiskan waktu adalah soal dengan jawaban seperti ini:

(A) I dan II benar
(B) I, II, III benar
dst.


Selesaikan soal jenis ini paling akhir saja. Perlu juga Anda ketahui, cara tercepat mengatasi masalah sejenis itu adalah dengan menghilangkan jawaban yang salah, bukan mencari jawaban yang benar.


2.B.3. CRITICAL REASONING

Bagian ini mengetes kemampuan Anda dalam berargumentasi dan berlogika. Padanannya pada TOEFL: Tidak ada! Bagi bangsa Jawa, Sunda dan pemakan nasi lainnya yang mengambil GMAT, masalahnya bukan logika yang tumpul atau ketidakmampuan berargumentasi sehingga tidak pernah sukses mengerjakan bagian ini. Masalahnya adalah: Bagaimana mungkin berargumentasi dan berlogika jika makna soal atau kalimatnya saja tidak tahu? Karena itu, tambahlah vocabulary Anda.

Jika Anda sudah mempunyai vocabulary dan logika yang baik dari sononya, tanpa mempelajari teori logika, saya yakin Anda akan mampu mengerjakan bagian ini dengan baik. Lebih baik lagi jika Anda juga
mempelajari logika, misalnya:

- cara berpikir secara induktif atau deduktif
- silogisme
- argumentasi berdasarkan data statistik
- argumentasi berdasarkan analogi, dsb.

Silahkan Anda membaca buku mengenai logika atau dari Princeton Review (buku favorit saya) atau dari buku GMAT lainnya.


2.C. ANALYTICAL WRITING

Bagian ini sedang disusun .........


2.D. PENUTUP UNTUK BAGIAN GMAT

Dari penjelasan saya mengenai bagian verbal, jelas sekali terlihat bahwa saya mengunggulkan vocabulary untuk mengatasi bagian verbal. Dalam belajar, seorang cucu Adam melalui beberapa tahapan.

Dua tahap pertama adalah:

1. Mengerti untuk diri sendiri.
2. Mampu memberikan pengertian kepada orang lain.

Untuk mengatasi TOEFL, jika Anda sudah mahir membaca bacaan berbahasa Inggris atau text book dan mampu memperkirakan arti suatu kata dari konteks kalimatnya, itu sudah cukup. Artinya, Anda sudah mencapai tahap pertama. Jika Anda menyangka bahwa kemampuan Anda tersebut sudah cukup untuk mengatasi GMAT, Anda salah besar!

Barangkali juga, Anda menyangka bahwa jika Anda lama tinggal di Amerika, otomatis nilai verbal Anda naik. Sekali lagi, sebaiknya Anda mengubur dugaan tersebut. Diluar dugaan, banyak teman-teman yang mendapatkan gelar undergraduate di USA (artinya telah tinggal di USA selama 4 tahun), hanya mendapatkan nilai verbal sekitar 25% atau kurang. Mereka memang mahir membaca Fortune, Business Week dsb. Mereka sudah mampu memperkirakan arti kata dari konteks kalimat. Bagi saya, mereka baru mencapai tahap pertama dalam belajar. Kesalahan mereka: mereka sudah tidak merasa perlu lagi untuk sering membuka kamus. Banyak diantara mereka yang tidak mengetahui arti suatu kata di soal bagian verbal GMAT.

Anda akan terheran-heran menyaksikan mahasiswa-mahasiswa Amerika yang tetap menggunakan kamus Inggris-Inggris jika mereka menulis tidak dengan komputer. Kalau orang Amerika saja tetap menggunakan kamus, kenapa kita tidak perlu menggunakan kamus?

Resep saya untuk mendapatkan nilai verbal GMAT yang tinggi adalah dengan sering menerjemahkan (bukan hanya sekedar membaca) koran The Wall Street Journal (WSJ) atau majalah Fortune, Business Week, Time, Newsweek, dsb. Anda dengan mudah menemukan majalah-majalah yang tersebut di Indonesia. Anda tidak perlu membeli majalah yang baru, yang bekaspun sudah memadai.

Bagi saya, menerjemahkan bukan saja berarti saya mengetahui secara pasti arti suatu kata, akan tetapi, saya juga berusaha untuk menyusunnya menjadi suatu kalimat Indonesia yang baik dan benar (bukan seperti kitab pusaka yang Anda baca saat ini). Saya berusaha agar orang lain mengerti apa yang saya maksudkan. Tentunya saya harus sering membuka kamus dan mengorbankan waktu yang tidak sedikit untuk ini.

Sekitar tiga minggu sebelum ujian GMAT Oktober yang lalu, saya mencoba menerjemahkan dua buah kolom berita ringkas "What's News" di WSJ setiap hari. Saya menerjemahkan di malam hari dan di pagi harinya saya baca kembali. Apakah saya berusaha untuk mengingat arti kata yang saya terjemahkan? Tidak! Kalau lupa bagaimana? Seperti TOEFL: cuek saja! Tiga hari atau seminggu kemudian, kata yang saya lupakan tadi toh akan muncul lagi di WSJ.

Dengan demikian, sebelum ujian GMAT, saya menambah ratusan kata baru dalam perbendaharaan kata saya. Pertama-pertama menerjemahkan WSJ memang betul-betul mengesalkan. Saya harus menerjemahkan sekitar 50 kata per hari untuk betul-betul mengetahui 2 kolom berita tersebut. Ingat lho, saya tidak menggunakan kamus Inggris-Indonesia, tapi Inggris-Inggris. Jadi, seringkali saya harus menerjemahkan dengan "berputar". Sebagai contoh, acapkali saya mencari terjemahan suatu kata pada kamus itu sendiri untuk mengetahui secara pasti arti suatu kata yang tidak saya mengerti pada WSJ. Karena perbendaharaan kata saya makin banyak, lama-lama berkurang hingga sekitar 5-10 kata perhari. Memulai yang pertama memang sulit, lama-lama akan semakin mudah.

Kenapa saya menempuh jalan itu? Sebelumnya, saya sudah cukup kenyang belajar grammar, strategi, teori logika, dsb. Nilai verbal saya memang naik, tapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Dari kegagalan-kegagalan tersebut, saya berpendapat bahwa bukan metoda belajar saya yang salah, akan tetapi, prioritas belajar saya yang salah. Saya harus menemukan cara baru untuk mengatasi bagian verbal. Saya coba menambah vocabulary dengan menerjemahkan bacaan berbahasa Inggris. Hasilnya terbukti menggembirakan.

Kalimat-kalimat pada WSJ, Fortune, Business Week, dsb. seringkali bukan merupakan kalimat yang lengkap dan bahasanya adalah bahasa koran, bukan bahasa baku yang Anda pelajari di buku grammar atau TOEFL. Jika Anda sudah sanggup menerjemahkan WSJ, dsb. yang bahasanya susah untuk dimengerti (bagi orang non-bule), maka jika kita membaca bacaan pada GMAT, akan terasa sekali betapa mudah untuk dimengerti.

Kalau Anda lebih suka memilih untuk membaca buku dari pada membaca koran atau majalah untuk menambah vocabulary Anda, silahkan baca Word Smart dari Princeton Review. Kalau Anda sudah mulai menerjemahkan kata setiap hari, berusahalah mempertahankan kerajinan Anda. Jangan rajin hanya di awal saja. Bagi orang bule sendiri, mereka menganggap bagian verbal dari GMAT terlalu panjang atau terlalu banyak soalnya. Dengan kata lain, mereka merasa kecepatan membaca mereka tidak memadai.

Dari analisa nilai bagian verbal teman-teman saya yang rendah, saya berpendapat bahwa banyak diantara mereka terlalu sembrono atau terlalu berani menjawab. Artinya, mereka menjawab tapi lebih banyak salahnya. Menebak jawaban boleh-boleh saja asal jangan ngawur. Setiap kesalahan berarti pengurangan nilai. Kalau mereka bias mengurangi kesalahan tersebut, walaupun tidak menambah jawaban yang benar, saya yakin mereka akan mampu menaikkan nilai GMAT-nya. Silahkan pelajari intelligent guessing dan process of elimination (POE) di Princeton Review.

Kalau Anda bermaksud untuk tidak menjawab suatu soal yang sulit, putuskan dengan segera. Ingat, waktu Anda sangat terbatas. Banyak teman-teman yang memutuskan untuk tidak menjawab soal yang sulit setelah berusaha setengah mati untuk menjawabnya. Akibatnya, ia kekurangan waktu untuk menjawab soal yang mudah. Sewaktu ujian GMAT, saya sarankan Anda untuk tidak perlu menghabiskan seluruh waktu yang dialokasikan, yaitu 30 menit per section untuk berusaha mengerjakan soal semuanya. Lebih baik Anda meninggalkan satu soal yang sulit tapi sempat memeriksa kembali soal lainnya yang telah Anda kerjakan. Sisakan juga 15 detik terakhir untuk tidak melakukan apa-apa guna menenangkan pikiran Anda sebelum mengerjakan section berikutnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat wawancara televisi tentang dua peserta (dari 1,4 juta peserta) yang mendapat nilai sempurna pada SAT (Scholastic Aptitude Test, semacam Sipenmaru buat bangsa penggemar Mc Donald). Yang menarik adalah, ketika ditanya apa hobinya, keduanya mempunyai hobi yang sama: komputer dan membaca novel science fiction! Saya pernah bertemu dengan orang bule yang mendapatkan nilai GMAT 770. Pekerjaannya: guru kursus TOEFL dan GMAT. You bet!

Rudy, seorang mahasiswa Indonesia mendapatkan nilai GMAT 710. Ia mendapatkan undergraduate nya dalam bidang mechanical engineering di University of Michigan (Ann Arbor). Undergraduate GPA nya adalah 3,9 (A=4). Setahu saya, ada dua orang Indonesia lainnya yang memiliki nilai GMAT di atas 700.

Seorang Indonesia yang bernama XYZ mendapatkan nilai GMAT 660. Lulus dari University of Texas at Austin bidang chemical engineering sebelum melanjutkan MBA diperguruan tinggi yang sama.

Seorang teman Indonesia saya yang lainnya ada yang mendapatkan nilai GMAT 610. Ia lulus dari University of California (Riverside) sebelum melanjutkan ke California State University (Fullerton). Ia memilih untuk ke Cal Sate karena UC Riverside waktu itu belum di akreditasi AACSB (American Assembly of Collegiate School of Business). Ketika saya tanya apa resepnya, jawabnya adalah:
mengerjakan latihan, minimal satu bagian (section) tiap hari. Bukti lagi: kerja keras dilandasi dengan kemampuan, Insya Allah, akan membuahkan hasil.

Memang benar bahwa beberapa orang Indonesia yang saya sebutkan diatas mempunyai keuntungan karena telah lama tinggal di USA. Akan tetapi, tengoklah kembali paragraf-paragraf saya dimuka mengenai teman-teman saya lainnya yang mendapatkan undergraduate di USA tapi tidak mampu mendapatkan GMAT yang tinggi. Saya tetap percaya bahwa orang-orang yang saya sebutkan di atas memang orang yang pintar.

Seorang mahasiswa Indonesia yang mendapatkan undergraduatenya di Indonesia mampu mendapatkan nilai GMAT 620, dan TOEFL 630; walaupun GPA nya hanya 2,3. Ia adalah seorang mahasiswa lulusan Universitas Tarumanegara dan mengambil kuliah di program MBA University of Tennessee (Knoxville).

Seorang tamatan Jurusan Teknik Industri ITB mampu mendapatkan nilai GMAT 610. Ia bekerja di Bank Indonesia. Saat ini bersekolah di The Wharton School (University of Pennsylvania).

Sedikit sekali orang Indonesia yang memiliki GMAT diatas 600 atau GRE yang tinggi. Tidak demikian halnya dengan orang India dan Cina. Sebagai contoh, seorang teman saya dari India yang belajar di University of Houston untuk mendapatkan gelar doktor di bidang management information system ada yang mendapatkan nilai GRE 2250 (dari maksimum 2400 untuk 3 section). Mereka sanggup mendapatkan nilai yang tinggi karena mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk mendapatkan GMAT/GRE yang tinggi, kemudian berangkat ke Amerika, lalu mencari bea siswa dan kerja apa saja, selanjutnya ... tidak pulang lagi (karena keadaan tanah airnya yang lumayan kacau)!

Motivasi akan sanggup menggerakkan kita untuk mendapatkan nilai GMAT/GRE yang tinggi. Tentunya, bukan motivasi seperti contoh di atas yang saya maksudkan. Sama halnya dengan GMAT, saya yakin bahwa orang yang mampu mencapai nilai GRE yang tinggi juga memiliki vocabulary yang cangging dan tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan TOEFL.



III. EPILOG

Sebagian besar kitab pusaka ini berisi metoda belajar. Belum tentu Anda cocok dengan metoda saya. Bagus atau tidaknya nilai TOEFL dan GMAT Anda berpulang pada diri Anda sendiri, bukan saya. Lebih baik Anda menggali sendiri metoda yang pas untuk Anda. Anda tentunya pernah mendengar ungkapan... Work smarter not harder. Menurut saya, ungkapan yang benar adalah... Work smarter not harder; but if you cannot work smarter, you should work harder.

Jadi, Anda harus belajar keras. Saya percaya bahwa Anda belum mengeluarkan seluruh kemampuan Anda. Anda mampu memaksa diri Anda. Akan tetapi, jika Anda sudah belajar keras tapi tidak bisa, berarti ada sesuatu yang salah dengan cara belajar Anda. Bermula dari sinilah Anda bisa bereksperimen untuk menemukan metoda yang pas buat Anda.

Walaupun demikian, kalau Anda tidak mampu menggali potensi diri Anda sendiri, belajarlah melalui buku atau bertanya pada orang lain. Tepat sekali dugaan Anda! Memang benar kitab pusaka ini saya maksudkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Banyak teman-teman yang menghabiskan waktu untuk mengerjakan latihan-latihan TOEFL dan GMAT berulang-ulang tanpa hasil yang nyata. Menurut saya, bukan porsi latihannya yang kurang, akan tetapi, bisakah mereka mengambil manfaat dari latihan tersebut?

Belajarlah dari kesalahan Anda. Sewaktu mengoreksi latihan Anda, sediakan waktu yang cukup untuk menganalisa kesalahan Anda. Jika jawaban Anda salah, Anda tidak hanya perlu mengetahui jawaban mana yang benar, tapi Anda perlu mengetahui dan memperbaiki jalan pikiran Anda yang salah. Jika jawaban Anda sudah benar, Anda tetap perlu untuk memperhatikan bagian explanatory answer untuk melihat kemungkian bahwa Anda bisa menjawab soal tersebut lebih cepat lagi.

Perhatikan juga antara gejala (symptom) dengan penyebab utamanya. Sebagai contoh, seorang teman saya mengeluh karena ia kerap kali mengganti jawaban yang sudah benar dengan jawaban yang salah pada TOEFL. Ia menganggap dirinya kurang percaya diri. Saya mencoba belajar bersama dia. Pengamatan saya menunjukkan bahwa ia memberikan jawaban salah atas dasar teori salah yang diyakini sebagai kebenaran. Jadi, rasa kurang percaya diri bukan merupakan penyebab utama, akan tetapi kelemahan pada dasar teori grammar lah yang merupakan penyebab utamanya. Selain itu juga, keengganannya untuk menerima hal-hal yang baru dari orang lain juga memperlambat proses belajarnya.

Saya sering terheran-heran melihat teman-teman yang menganggap nilai TOEFL dan GMAT nya sudah cukup. Mereka membandingkan nilai mereka dengan orang-orang ynag mendapatkan nilai lebih rendah dari mereka! Kalau sikap mental ini terus berlangsung, bagaimana mungkin kita termotivasi untuk meraih nilai yang lebih tinggi?

Jangan lupa, sebelum Anda menempuh ujian TOEFL atau GMAT, berlatihlah mengerjakan seluruh soal (3 section untuk TOEFL atau 7 section untuk GMAT) tanpa putus. Hal ini penting untuk mengecek stamina dan menambah kesiapan mental Anda.

Dalam ujian, jika Anda menghapus dan mengganti jawaban Anda, lakukanlah dengan sebersih-bersihnya. Hand-scoring biasanya lebih tinggi dari computer- scoring karena scanner ETS terlalu peka sehingga menghitung jawaban Anda dua kali pada satu nomer yang sudah Anda perbaiki dan menganggap dua jawaban sebagai kesalahan. Pengalaman ini sering terjadi pada rekan-rekan yang meminta hand-scoring dari ETS.

Sekian dulu